Rabu, 31 Desember 2014

HappyNewYear!

lihatlah malam dengan bulan bertabur bintang. disinilah aku berdiri, tepat dibawah langit ini. di langit 31 desember 2014 malam. tepatnya sekarang pukul 23.02 masih menunggu beberapa menit sebelum waktu berganti menjadi malam 1 Januari 2015.

dibawah langit ini aku duduk di halaman asrama bersama kakak2 dan teman2ku. membakar beberapa ratus tusuk sate serta tak luput sop ayamnya juga. kali ini memang rasanya berbeda melewati malam tahun baru bersama orang lain bukan dengan keluarga. apalagi aku sekarang sedang berada dikampung orang bukan di kampung halamanku sendiri.

aku menulis cerita ini sembari membantu kak deby memasak sop, atau sekedar mencuci piring dan mengambil alat masak. apa saja yang bisa aku lakukan untuk membantu ya, ku lakukan.

kulihat lagi bulan di langit wonosobo yang kini mulai tertutup awan. redup, sepi, serta sepoy2 angin malam pegunungan membuat badanku tak luput dari rasa dingin. namun kebersamaan ini aku dapatkan bersama mereka. bercengkrama sambil membakar sate atau sekedar berlarian saat kepulan asap pembakaran sate pedih mengenai mata.

kau tau betapa rindunya aku dengan suasana rumah? suasana yang kini semakin sulit untuk ku raih dan kurasakan. suasana yang kali ini tergantikan dengan orang lain bukan dengan leluarga sendiri.

kau tahu betapa sulitnya aku menahan rasa rindu dan amarah sekaligus? kau tau betapa sulitnya aku bertahan kuat disini meski tanpa bisa kutatap wajah ibu dan ayahku yang tetap menenangkan hati meski sudah mulai renta? kau tau betapa beratnya aku menjalani ini semua tanpa punya tempat untuk kembali, kembali kepelukan ibu dan ayahku dalam hangatnya rumah?

semua terasa berat. namun aku sadar hal ini tak seberat perjuangan mereka untuk membesarkan dan menjadikanku wanita yang (kelak menurut mereka) hebat.

waktu menunjukkan pukul 23.55, lima menit lagi pukul 00.00. sate dan sop telah siap dihidangkan dan kami makan bersama diteras rumah inap dosen. sangat sederhana, namun ini membahagiakan. ini melegakan rasa rinduku kepada keluargaku.

sepiring nasi dengan sate dan sop ayam kini telah berada ditanganku. menyantap masakan sendiri dibawah bintang dan bulan bersama kakak2 dan teman2 itu rasanya membahagiakan. melihat mereka makan, mengingatkan aku bahwa mereka adalah keluarga kecilku disini. mereka sama denganku jauh dari rumah bahkan terpisah pulau. namun raut wajah mereka memberikan arti pentig bahwa perjuangan itu sungguh luar biasa.

bisa kubayangkan saat mereka rindu dengan rumah namun rasa rindu memisahkan jarak antar pulau, yang jika di hitung-hitung saat ini ongkos pulang pergi bisa mencapai dua juta rupiah. dari keluarga kecil ini aku belajar arti kesabaran dan keikhlasan. dan dari mereka aku belajar banyak hal.

waktu telah menunjukkan pukul 00.00, dan kami telah selesai makan. dan saat ini tepat tanggal 1 Januari 2015 pukul 00.01 aku mendapatkan banyak ilmu. penutup ahir tahun yang indah. meskipun rasa rindu akan rumah selalu menggebu, namun keluarga kecilku disini adalah pelepas rindu dan lelah. senang rasanya berada diantara mereka.

sekarang waktu menunjukkan pukul 00.31, kali ini aku dan dua temanku sudah berada didalam kamar asrama. kami telah membersihkan diri dan lekas tidur.

"aku harap kita lebih baik dari tahun sebelumnya, kita lebih rajin ibadah, dan lebih dekat sama Allah. aku juga berharap kita bisa sama2 terus sampe sukses bahkan sampe kapanpun. amin. selamat tidur yaa." kata temanku sambil menutup tubuhnya dengan selimut.

tiada harapan muluk2 yang aku inginkan ditahun ini, semua telah aku panjatkan dalam doa. tinggal menunggu yang terbaik atau yang terburuk semua aku serahkan kepada Allah.

(dan soal doa temanku, aku mengamini dan berharap seperti itu. dan lagi, sebelum ia bedoa seperti itu aku telah berdoa untuk mereka :) )

Selamat Tahun Baru! :)

Selasa, 30 Desember 2014

Life is a stage of theatre!

hidup adalah panggung sandiwara itu menurut gue bener. kenyataannya kita hidup itu bagaikan bertheater. ada sang penulis skenario, sutradara, aktor, composer, lighting, tatarias, dsb.

pernah ga sih lo berfikir bahwa saat ini lo adalah aktor yang lagi mainin peran. entah perannya enak atau ngga enak ya semua bergantung  sama penulus skenario. siapa sih penulis skenario sama sutradaranya? ya cuma Tuhan.

dan apa bisa kita protes saat kita mainin peran? misal kita dapet peran sakit, dan kita bilang; gue gamau main ini ah, kasih ke aktor yang lain aja. biasanya kalo ada aktor yang kaya gitu, pasti si sutradara udah males ngasih peran ke lo karena lo tukang protes!

beda cerita kalo misal lo dapet peran sakit, tapi lo tetep jalanin peran lo dengan ikhlas. pasti sutradara percaya sama lo, dan lo dapet poin plus dimata sutradara.

dan saat kita udah mainin peran dengan serius pasti ada tim yang mendukung jalannya acara pementasan lo. siapa mereka? ya pasti ortu lu, keluarga, sahabat, temen, guru, atau bahkan alam. mereka tu ibarat composer hidup lu yang ngatur lagu apa yang pantes dimainin pada situasi tertentu, ibarat makeover crew yang moles wajah dan pakaian bahkan tubuh lo biar lo keliatan bagus di panggung, ibarat lighting yang ngatur pencahayaan panggung biar gimana caranya makeup lo keliatan bagus di panggung, dan masih banyak lagi. ya itulah tugas mereka bahkan lebih dari itu.

saat sang penulis skenario dan sutradara memberikan peran ke aktor, udah pasti semua itu udah tinggal terserah aktornya aja.

menurut gue, kalo kita udah diatas panggung meskipun berat banget rasanya mainin peran itu kita tetep harus profesional.

"bagaimanapun caranya lo main sebagus mungkin!" sutradara akan terus bilang gitu. dan saat lo gasuka terus lo main peran yang lo gak mau, sekarang lo harus ngelakuin apa? lakuin aja! jalanin semampu lo! lakukan yang terbaik.

ingat! si sutradara gaakan pernah ngasih peran ke aktor dengan sembarangan. si sutradara pasti tau pemanin mana yang cocok buat main di ceritanya, biar karakternya itu persis sama yang dibikin oleh penulis skenario. dan si sutradara juga pasti secara gak langsung menilai lo, bisa ga sih lo lakuin ini? dan, pantes ga sih lo mentas lagi?

nah! persis! Tuhan gaakan ngasih cobaan kemanusia kalo si orang yang lagi diuji itu, gak mampu. semua itu pasti ada jalan. tinggal apa? be brave! benani! hadapin! tawakkal! maka Tuhan akan kasih lo nilai plus!

dan saat lo udah berhasil mainin peran secara provesional, sabar, tawakkal, dan ikhlas. pasti lo akan dapet ilmu. entah ilmu mengendalikan emosi, ilmu peran, ilmu gerak tubuh, pokoknya banyak. gue yakin pasti dapet ilmu, pasti! dan secara langsung sutradara bisa liat bahwa lo lulus ujian, lo berhak mentas lagi, dan sutradara bakal percaya sama lo kalo lo bisa. dan sampe sekarang kalo gue ngedalemin peran, peran itu akan kebawa sampe setelah pementasan.

nah! persis(lagi)! setelah lo lewatin ujian yang dikasih sama Tuhan dengan ikhlas. gue yakin lo pasti dapet ilmu, lo pasti bisa belajar dari ujian yang udah dikasih. dan itu akan meningkatkan derajat lo dimata Tuhan. dan yang hebat lagi, ilmu itu akan melekat selamanya. bahkan ilmu lo bisa lo sharing ke orang lain. maksudnya, saat ada temen lo yang lagi ngerasain posisi seperti yang lo rasain dulu, lo bisa kasih tau dia supaya dia bisa lewatin ujian itu.

soalnya, gak memungkiri sih. banyak orang yang punya masalah, gak mau cerita, ujung2nya sakit dan stress sendiri. padahal coba kalo dia mau cari obatnya? pasti dia akan nemu. apa sih obatnya? ya mendekatkan diri sama Tuhan!

pentas udah kelar? eitsss, jangan seneng dulu lah... situ lupa sama tim pendukung acara (selain si penulis skenario, sama si sutradara) yang udah gue sebutin diawal tadi? jangan sampe lo lupa!

inget sama composer, lighting, tatarias, dsb. mbak bro, mas bro! karena tanpa mereka, lo juga gaakan jadi apa2! coba lo bayangin.. diatas panggung, gaada musik, gaada makeup, gaada cahaya? si penonton mau nontonin lu teriak2 diatas panggung dengan wajah kucel, denger suara jangkrik, sambil gelap2an gitu? kalo gue jadi penontonnya si gue ogah!

mereka justru adalah hal terpenting yang bisa bikin lo tampil sukses diatas panggung. namun hal2 ini justru yang sering gue perhatiin malah luput dari mata sang aktor. mereka ada, tapi seringkali si aktor justru ga pernah liat perjuangan mereka dibelakang panggung.

inget ya semua tim pendukung acara itu udah gue ibaratin kaya yang udah gue tulis diatas. lo yakin lo lupa sama mereka? mereka yang ada saat lo susah. saat lo kucel, jelek, ga keurus, mereka yang mencetak lo jadi cantik, dan ganteng di dunia luar. mereka juga  yang menerangi gelapnya mata si penonton waktu mau nonton lo, dengan cara apa? ya mereka ngasih ilmu yang bermanfaat buat lo. tujuannya apa? ya biar lo bisa bermanfaat dan ga dinilai jelek di dunia luar. dari mereka2 juga lo denger suara2 keceriaan. suara2 pemberi lo semangat dan dukungan. dan dari merekalah lo dicetak jadi aktor yang luar biasa diatas panggung!

berterimakasihlah pada mereka, bersyukurlah telah mempunyai mereka.

sekarang, gue adalah aktor yang akan terus bermain peran sampe si penulis skenario dan si sutradara bilang: kayanya lo udah cukup main sampe sini deh, sekarang waktunya lo istirahat dan nikmatin hasil dari yang udah lo cari selama ini :)
tapi sebelum itu terjadi, gue akan terus belajar. menata hidup dan mencari apa yang seharusnya gue cari (untuk akhirat) biar nanti gue bisa hidup enak dan seneng kaya artis2 di tivi2 (ini maksudnya, hidup seneng disyurga sama penghuni syurga lainnya, loh. amiinn). hahaha :D

Sabtu, 27 Desember 2014

aku harus tetap pergi

rasanya enggan pergi, namun ku harus pergi.

saat aku mulai memasukkan barang2ku kedalam koper aku merasakan kepedihan yang sama saat ingin beranjak dari rumah 5 bulan yang lalu. meski rasa perihnya tak terlalu aku hiraukan namun tetap saja rasa kehilangan ini membuat aku enggan pergi.

saat semua barangku telah masuk kedalam koper, kini tinggal aku yang masih terdiam dalam rumah ini. rumah sederhana yang menurutku nyaman2 saja karena aku sudah lama tak tinggal dalam rumah.

kakiku mulai melangkah menuju keluar rumah. sinar sang mentari pagi memancar ke sudut2 jendela namun rintikan air hujan tetap jatuh beriringan. seperti rasa ini. bahagia dan sedih akan kembali ke asrama melebur jadi satu.

akankah kutemukan kembali kebahagiaan dalam rumah? akankah bisa ku kembalikan kebahagiaan yang kini mulai hilang dan sirna dalam rumah?

entahlah, namun yang sekarang aku tau aku tetap harus pergi beranjak dari rumah ini meski hati ini berat untuk melangkah pergi.

aku dan mereka

dalam rasa kantuk yang teramat sangat aku masih bisa merangkai.kata perkata meski semua tak beraturan.

malam ini adalah malam terakhir aku berada di tempat ini, tempat yang pernah menyatukan kita dalam kebersamaan. susah senang benci kesal amarah bahkan gelak canda tawa sering menghiasi sudut-sudut ruangan.

di tempat tidur yang empuk ini bersama dengan guling empuk yang sedang kupeluk erat aku dapat merasakan kesepian dan keheningan saat satu persatu diantara mereka telah pulang kerumahnya masing-masing.

kini gelak tawa yang mengisi sudut2 ruangan itu sudah tidak lagi nyata seperti biasa. yang tersisa hanya gelak tawa dari beberapa orang saja.

jika memang ini adalah terakhir kalinya kita dapat berkumpul seperti ini, akan kuakui bahwa aku akan merindukan kebersamaan ini suatu saat nanti.

Kamis, 25 Desember 2014

Kepada Sang Pangeran

jarak ini yang sungguh membuatku tak kuasa.. tak kuasa menahan rasa rindu yang menyayat hati. selebar apapun senyum ini mengembang namun sayangnya hati ini tetap tersayat. membayangkan indah parasmu, manisnya setiap senyuman dan tingkah lakumu.

apakah aku dapat bertemu denganmu wahai sang pangeran? saat waktu dan jarak yang tak memungkinkanku untuk memeluk hangat tubuhmu lagi.

setiap pagi dan sore, sinar jingga sang mentari mengingatkanku akanmu. namun apa daya, saat genggamanmu tak mampu ku raih hanya air mata ini mengalir menghiasi pipiku yang masih berbekas kecup manismu dulu.

pangeranku, jangan menangis. aku tau ini sulit. tak hanya untukmu, namun juga untukku. tetaplah tersenyum, karena aku tak ingin kehilangan senyum itu. senyuman yang membuatku masih bertahan untuk kuat disini meski apa yang kurasakan amatlah pahit.

pangeranku, andai kau baca tulisan disecarik kertas ini, dapatkah kau lihat kerutan di kertas ini? kerutan ini adalah titihan air mataku.

pangeranku, aku bukan lari, aku hanya ingin tak melibatkanmu dalam kesulitan yang aku rasa. meskipun aku tau kesulitanku tak akan berpengaruh padamu, karena aku tau kau bahagia disana. namun aku enggan menceritakan bebanku kepadamu seperti yang biasa aku lakukan, karena aku tak ingin membuatmu merasakan apa yang aku rasa.

pangeranku, maafkan aku telah membuat perasaan rindumu terus  meletup tanpa terlampiaskan. andai kita dapat bertemu. akan ku dekap erat tubuhmu dan kukatakan aku amat sangat menyayangimu. namun sekarang apalah daya, sepertinya itu kemungkinan yang amat tipis.

kali ini, aku akan terus disini. terus memaniskan rasa kehidupan yang pahit, aku akan tetap berjalan meski hanya dengan bayangan senyumanmu yang pernah kulihat dulu. dan biarlah aku terus mendoakan kebahagiaanmu sang pangeranku.

aku sangat merindukanmu.

Senin, 22 Desember 2014

rasa lelah ini timbul disaat mataku sudah mulai terpejam diatas ranjang yang empuk. entah berapa orang yang telah mempercayaiku, entah berapa orang yang telah merelakan semua untukku, dan entah berapa banyak pengorbanan mereka hanya demi aku.

aku sempat menangis setelah sholat, bercerita semua kepada Yang Maha Esa. Kali ini aku sungguh lelah. aku telah berada pada titik lelahku.

aku tau ini harusnya tidak pantas. namun aku bukanlah wanita seperti di komik atau skenario film. aku wanita biasa dan aku bisa merasakan lelah.

ibarat sang awan yang tak mampu lagi memanggung bebannya, begitulah aku. tulisan, lelah, tangisku adalah bukti bahwa untuk menggapai sesuatu hal tidaklah mudah. namun itu adalah perjuangan.

Kamis, 11 Desember 2014

sang penulis

sore itu dipinggir sungai, kau keluarkan sebuah korek api bergambar dua mata. aku tahu kau ingin merokok.
"tunggu!" tahanku saat kau akan memantikkan api dari korek itu untuk menyalakan sebatang rokok yang telah kau jepit di bibirmu.

kau melihatku dengan agak terheran sambil melepas sepuntung rokok yang belum kau bakar dari mulutmu.
"kau tau korek ini? aku tahu kau adalah penulis hebat. dan sebagai penulis yang hebat, aku memberikanmu tantangan. bisakah kau buat sebuah cerita tentang korek ini? karena aku sudah bosan dengan cerita-cerita usang yang kau tempel di mading kampus."

sambil terdiam kau memandang korek itu, dan
"korek.... oke, akan ku buat" jawabmu yakin.

kulihat kau mencatat sesuatu di buku note-mu. banyak sekali tema tulisan yang akan kau buat termasuk 'korek' yang baru saja kau tulis dengan pena birumu.

"oke akan ku buat cerita ini, tunggu cerita itu di mading."

selang beberapa hari, tanpa sengaja kulihat mading kampus yang sudah berganti tema. dan yap, tulisanmu terpampang di mading. dan _"korek api yang jatuh cinta pada tuannya"_ adalah judul tulisanmu.

dengan seksama kubaca tulisan itu. kata per kata, kalimat per kalimat, hingga pada akhirnya tulisanmu telah selesai kubaca.

"Sepertinya aku memang harus mengabadikan diriku menjadi sosok korek api yang selalu engkau bawa di dalam ranselmu yang bergambar dua mata itu, menunjukkan padamu bahwa aku siap melakukan apapun untuk kebahagiaanmu. Aku akan menjadi korek api yang telah jatuh cinta kepada tuannya." kata itu adalah yg aku kutip dari tulisanmu.

dan kali ini kau berhasil menyelesaikan tantanganku, dan ku akui kau memang sang penulis hebat.

Senin, 01 Desember 2014

Plester Biru

plester biru kini telah 12 jam melekat di jari tengahku. Padahal tadi pagi jari tanganku masih baik-baik saja, ya tentunya sebelum pintu menjepit jari tanganku hingga berdarah.

"astagfirullahhhhhh....." jeritku alam hati sembari menunjukkan ekspresi yang sudah bisa ku bayangkan betapa buruknya.

rasanya sangat sakit jari ini terjepit hingga mengeluarkan darah, rasanya ingin menangis dan nafaspun terengap-engap karena menahan rasa sakit itu. namun menangis hanya membuat sakit ini semakin parah menurutku. jadi dengan segera aku bersihkan darah yang ada di jariku. ku cuci jari tanganku dan rasanya sungguh perih, namun aku harus membersihkannya agar lukaku cepat bisa ku obati.

dan kali ini sudah 2 plester yang telah aku gunakan untuk menutup lukaku. terakhir kulihat luka itu kini membaik. aku sungguh lega melihatnya meskipun rasanya tetap masih sakit jika tersentuh sesuatu.

kita tidak akan pernah tau bagaimana takdir kita satu jam, satu menit, bahkan satu detik kedepan. baik atau burukpun kita tidak tau. bahkan aku sendiri tak tau bahwa kali ini ada plester biru yang melekat di jari tanganku, padahal sebelumnya jariku masih baik-baik saja.

saat kita mendapat takdir yang buruk pasti rasanya sakit bagaikan terjepit pintu hingga berdarah. menangislah jika itu memang menyakitimu, namun kita tidak boleh terus terpuruk akan kesakitan itu.

se-ringan apapun luka itu, yang namanya luka tetap harus diobati agar cepat sembuh. seringan apapun takdir buruk yang menimpamu, bangkitlah, bersihkan lukamu, dan obatilah. percayalah, Allah telah menciptakan obat atas segala penyakitmu, termasuk luka didalam hatimu.

kini lukaku telah sembuh, butuh 4 hari agar luka dijariku sembuh. dan selama 4 hari pula itu aku merasakan kesakitan di jariku. namun kini plester biruku telah kulepas. dan luka yang ada di jariku kini telah sembuh.

meskipun luka didalam hatimu tidak bisa sembuh secara langsung. tapi paling tidak jika terus kamu obati, luka itu secara perlahan akan sembuh, sama seperti luka dijariku.

ingatlah, seburuk apapun takdir yang diberikan Allah untukmu tetaplah bersyukur atas segalanya, termasuk rasa sakit itu. karena hanya dengan rasa sakit itu pula kamu bisa belajar agar kesakitan itu tidak terulang lagi.

selamat tinggal plester biru :)

Senin, 24 November 2014

aku ini.. Perempuan

mereka mahluk terkuat, mereka mahluk terindah yang diciptakan tuhan, mereka adalah perhiasan dunia, mereka berhati baja, mereka mulia, mereka rela berkorban, mereka mahluk dengan sejuta rahasia, mereka mahluk yang sangat sulit dimengerti, mereka aktor terhebat, dan dari ialah kamu ada.

sekuat-kuatnya mereka menahan segala sesuatu mereka tetaplah mahluk biasa yang butuh sandaran. siapa mereka? mereka adalah aku? siapa aku ini? aku adalah perempuan...

Minggu, 09 November 2014

waktu awal lu kembali, gue udah pernah bilang apa lu siap terima keadaan gue yang kaya gini? jarak jauh, waktu terbatas, dan otomatis komunikasi juga terbatas. karena gue dan lu juga punya kegiatan masing-masing. dan apa jawaban lu? lu bilang lu siap karena lu sayang sama gue.

alasan saat itu gue ga mau kembali dan berfikir dua kali buat nerima lu, karena gue takut gue cuma bikin lu sakit lagi kayak dulu dan gue udah bilang ke lu dengan jelas.

logika gue secara ga langsung belum bisa nerima lu sepenuhnya karena rasa sakit yang dulu masih berbekas di hati gue. tapi hati kecil gue yang menang. hati kecil gue bilang kalo gue itu sayang sama lu. dan itu alasan kenapa gue terima lu balik lagi.

logika dan hati kecil gue selalu bertentangan, satu sisi gue sayang dan satu sisi gue sakit. dan selama satu bulan gue ngerasain hal itu. sampe pada saatnya gue merenungi perasaan gue sendiri.

gue berfikir kenapa gue kaya gini sama lu sedangkan gue sayang sama lu? apa pantes gue lakuin ini sama lu yang jelas-jelas udah gue pilih buat bersama gue untuk kesekian kalinya?

akhirnya gue berusaha maafin diri gue sendiri, dan coba kembaliin rasa sayang seutuhnya sama lu, karena gue yakin lu udah berubah.

setelah gue membaik dari perasaan gue. gue coba untuk balikin semuanya. gue ngerasain semua seolah kembali kaya dulu. semuanya seolah gak pernah ada rasa sakit yang dulu. meski lu bikin gue marah, gue selalu bilang "aku ga marah ko..." dan itu terjadi berkali2. gue berusaha ngalahin keegoisan gue cuma buat lu! gue coba ngertiin semua meski gue bisa kalo gua mau berontak! gue mencoba dewasa kayak yang lu mau selama ini dan itu sukses walau cuma 3 hari!

sampe pada saatnya ada masalah sepele yang bikin gue berasa "ah..sia-sia gue kayak gini. sampai kapanpun lu gak akan berubah."

seandainya lu bisa fikir dalam-dalam. betapa susahnya gue ngalahin logika gue demi ngeyakinin kalo gue sayang sama lu? betapa lamanya gue sembuhin luka yang dulu lu goresin begitu dalem? berapa lama waktu yang gue butuhin buat balikin semua?

lu ga pernah hargain usaha gue, yang lu tau cuma hasil! andai lu hargain sedikit aja usaha gue pasti  lu bakal tau bahwa dibalik hasil itu ada perjuangan gue buat kukuhin rasa sayang yang pernah lu ancurin.

salah gue terlalu mudah dan terlalu lebar hati gue buat maafin lu. karena itu gue bodoh dan bikin gue jatuh lagi ke rasa sakit yang dulu pernah gue rasain. dan ada dimana saatnya gue ngerasa cape sama rasa sakit itu sampe-sampe bikin gue ga perduli.

gue ga perduli bukan karena gue ga sayang, tapi gue cuma mau nyembuhin luka gue sendiri. karena orang yang udah bikin luka ga pernah bisa jadi obat penyembuh buat luka yang gue rasain. dan siapa lagi yang nyembuhin selain gue?

kali ini apa harus gue berhenti lagi setelah gue coba perbaikin sikap gue ke lu?

gak semua apa yang gue rasain harus gue bilang ke lu. sesakit apapun gue berusaha ga bilang, gue cuma mau kalo lu taunya gue FINE!

gue cuma mau lu ngerti. tapi sayang sampe saat ini lu ga pernah ngerti..

Kamis, 23 Oktober 2014

gue suka bingung sama orang yang suka bilang sama gue "udah bener sekolah di jakarta lebih bagus, kenapa mau sekolah di kota kecil kaya gini?"

awalnya gue juga gamau sekolah disini, semua kemauan ibu gue.tapi lama kelamaan gue ngerasa nyaman sekolah disini. meskipun banyak yang bilang ga bagus atau apalah. semua gue nikmatin dengan berjalannya waktu.

awalnya emang berat. tapi lama2 gue enjoy. gue seneng sekolah disini. apalagi setelah ketemu temen2 gue yang notabandnya ga cuma dari pulau jawa. gue banyak sharing sama mereka. kenapa mereka mau sekolah disini?

semua itu ngebuka mata hati gue. mereka yang jauh2 dari luar jawa aja mau2nya sekolah disini. dan gue tau alesan mereka kenapa mau sekolah disini. dan gue? kenapa gue yang masih satu pulau jawa gamau sekolah disini?

setelah gue belajar disini ada dosen yang tanya sama gue, tujuan gue sekolah disini apa? dan gue bingung mau jawab apa. jujur yang gue tau gue cuma nurutin kemauan ibu. tapi dosen itu bilang "mulai sekarang rubahlah tujuan kamu kuliah hanya untuk mencari ridho Allah, bukan yang lain. karena kalau Allah sudah ridho, kamu mau meraih apapun itu mudah."

dan sekarang gue berfikir lagi, ibu gue udah ridho gue kuliah disini, dan berarti semakin mudah juga buat gue cari ridho Allah. dan Allah juga udah mempertemukan gue sama temen yang Alhamdulillah semakin bikin gue kearah yang lebih baik.

sekarang gue udah ngerti, gue udah ikhlas ngejalanin semua. kuliah itu bukan dilihat seberapa famous kampusnya, mahal bayarannya, atau seberapa kaya yang sekolah disitu. tapi yang utama itu keyakinan. mereka meyakinkan gue kalau kita itu belajar untuk mencari ridho Allah, bukan yang lain. gue bersyukur :)

hahaide

waktu minggu kemaren gue ke alun2, gue beli sesuatu. pas gue tanya sama yang jual
pak ini berapa?
sepuluh ribu, katanya.

gue tanya lagi kaya tawar menawar
gabisa 7rb aja pak?
oh ga bisa, udah harga pas.

eh pas saat itu juga ada anak pondok sarungan pake kopyah nawar barang itu juga.
pak ini berapa?
sepuluh ribu dek.
gabisa kurang pak?
yaudah 7rb aja.

salah gue disitu gue pake baju bagus.

gue eksperimen.
minggu besoknya gue ke alun2 lagi pake sarung, sama kopyah. tapi kali ini gue tambahin bawa tasbeh biar kesan anak pondoknya itu dapet.

gue dateng ke tempat yang kemarin, sambil terus dzikiran pake tasbeh.

pak ini berapa?
sepuluh ribu dek.
*sambil dzikiran* Astagfirullah...astagfirullah... astagfirullah...

Oh yaudah 7 ribu dek.
*dzikiran makin kenceng*
Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar...

Yaudah 5 ribu dah..
*masih dzikiran*
Laailaahaillallah... Laailaahaillallah... Laailaahaillallah...

Yaudah 3 ribu deh. Ini udah mentok.
*dzikiran sambil senyum geluarin duit*
Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah...

Selasa, 30 September 2014

D'Gibridh

dulu gue punya geng waktu smp. namanya d'Gibrid. d'Gibrid itu ada 4 orang, ada gue, bernad, ranti, sama ani. dulu gue gatau gimana awal mulanya. ya sama kaya anak smp yang lain, dulu gue bandel dikelas termasuk pula temen gue yang 3 itu.

gue sama mereka itu duduk paling belakang. paling nakal dikelas, paling bangor, tapi paling pinter... hehe..

bernad itu orangnya pinter, tapi gue ga ngerti kenapa dia itu oon banget kaya bernad bear. kalo soal pelajaran dia otaknya beuuuhh jangan ditanya. tapi kalo kelakuan? ahihihi*ketawa ala bernad bear* dia itu tablooo :D

ranti, dia itu cantik si tapi suka dandan. dia itu kalo soal pelajaran sebenernya si lumayan, cuma ya dia itu lola! jadi, ya gitu dah. dia itu ngomongnya medok banget logat bahasa kampungnya, semacam "ettt dah.." "et alah lu..." atau "bujuggg.." dan masih banyak lagi. wkwkwk.

ani, dulu dia itu tomboy banget. rambutnya bondol abis, sepatu berleher semata kaki, gelangnya sampe sikut(eh ini gue lebay,:D gelangnya banyakmaksudnya), dan saat yang lain pake rok panjang dia pake rok pendek tapi duduknya agak ngangkang -__- (maklum namanya juga cewe jadi2an:D). dia itu dableg banget soal belajar kalo ada tugas apa dia pasti nyontek tugas gue sama bernad.

dan gue, gue disitu itu adalah satu-satunya orang yang mengenakan hijab dalam kelas. hahaha. abis gue ga bisa nilai diri gue sendiri sih.

suatu hari ada pelajaran IPA, saat itu seperti biasa bernad duduk depan karena tulisannya ngga keliatan dari belakang katanya. gue tinggal bertiga sama ranti dan ani di belakang. gue sih nulis dan berusaha merhatiin meski gue blank banget. nah gue gatau tuh si ranti sama ani lagi ngobrolin apa, paling juga gosip.

bab pelajaran IPA itu tentang persilangan. karena saat itu geng itu belom ada namanya, setelah panjang lebar acak adul gue mikir, gue nemu nama yang cocok buat geng gue. yaitu D'GIBRID!!!

'Gibrid' itu kesalahan penyebutan  kata yang berasal dari kata 'Hibrid' atau 'Hibrida' yang berarti "generasi hasil persilangan antara dua atau lebih populasi yang berbeda, baik fenotipe maupun genotipenya." dalam biologi.

Alasan gue namain kelompok ini "D'Gibridh" karena kata 'gibridh' mempunyai arti yang hampir sama dgn kata 'Hibrida' yaitu diibaratkan:
4 bunga yang warnanya berbeda, merah, kuning, hijau, biru. Bunga itu disilangkan melalui proses genetika sehingga menghasilkan satu kuntum bunga yang berwarna seperti pelangi...

Kami terdiri dari 4 orang yang awalnya berada dalam tujuan yg berbeda, pemikiran yg berbeda, dan keluarga yg berbeda. Namun kita membaur dan menjadikan 4 dari kita menjadi 1 tujuan, 1 pemikiran, dan 1keluarga..

Dan karena perbedaan itulah yang membuat kami menjadi sesuatu hal yang indah...

Dan hasil persilangan itulah yang membuat kita bertahan dan tetap indah hingga sekarang.

Geng kita itu beda sama yang lain, dulu si meski kita bandel tapi kita tetep respect sama guru dan sebaliknya. Alhamdulillahnya pas lulus smp kita berempat itu masuk peringkat lima besar. Dan guru itu pada seneng sama geng kita.

sekarang, 4 tahun udah berlalu. si bernad sekarang kuliah di perguruan negeri tinggi di bogor, kebukti kan kalo si bernad itu ponter? hoho. sekarang dia udah ga kaya bernad lagi. tapi dia masih tetep jadi bernad buat d'Gibrid.

si ranti sama ani sekarang kerja di perusahaan swasta. dulu gue sempet kerja bareng sama mereka sebelum gue mutusin buat kuliah.

si ranti sekarang makin cantik, ahirnya hobi dandannya dia itu udah cocok sama dia karena udah dewasa. hahaha. dia itu dewasa, tapi masih oneng si sekarang. hahaha

si ani sekarang jadi feminim abis lhoooo.. rambutnya udah panjang, tapi sekarang sih udah di bob. gelang sesikut dia itu udah ngga ada, yang ada itu udah jam tangan sama gelang yang imut2. dia udah mau pake rok panjang dan duduknya udah rapet. muehehe:3

dan gue. ga perlu di ceritain lagi :D

terakhir gue ketemu mereka itu beberapa hari setelah UN. tapi setelah itu gue ga ketemu lagi. ya maklum udah pada sibuk masing2.

jujur gue kangen masa itu, masa tanpa problema hidup yg berat dan persahabatan yang kuat. sesusah apapun satu diantara kita. Pasti sebisa mungkin bantuin. Orang tua kita masing2 itu pada salut. Pertemanan yang dari dulu sampe sekarang itu masih ada.

And than, cerita gue sama mereka adalah sebuah cerita kecil yang masih bisa gue ketawain kalo lagi ngumpul. Entah berapa kali cerita itu diceritain, kita gaakan lepas dari namanya ketawa. Dari mereka gue ngerti arti persahabatan dan solid, sama mereka gue bebas nunjukin sifat asli gue yang kata orang aneh di depan mereka. Gue apa adanya di depan mereka. Dan gue salut sama mereka.

Semoga perpisahan kali ini bukan akhir namun awal buat sukses. Semoga gue bisa ngumpul bareng kalian. I miss you guys! :')

Selasa, 23 September 2014

kali ini kau datang kembali setelah sekian lamanya kau menghilang. setelah sekian lamanya kamu tak perdulikanku. setelah sekian lama kau abaikan rasaku. dan setelah sekian lama kau buat aku terpuruk dalam kesedihan.

kamu telah membuatku terdiam dalam sepiku selama ini, menanti akan hadir dan perjuanganmu. kau telah buat aku menanti hadirmu kembali mengisi tawa candaku mengganti tangisku dengan bahagia.

ku tunggu engkau hingga aku terpenjara akan perasaanku sendiri, terpenjara dalam rasa bersalah telah pergi darimu.

ku tunggu engkau hari demi hari, minggu demi minggu. menunggu dalam rasa cinta dan sekaligus rasa sakit yang seakan semakin menjadikanku ingin mati. hingga akhirnya aku lelah menunggu akan hadirmu.

kau buat rasaku lapuk dimakan sang waktu. terbang bersama sang angin. membuat harapan ini hanyalah harapan kosong tanpa arti!

kali ini kau datang mengembalikan lagi rasa itu. rasa sakit itu. mengembalikan harapan kosong tanpa arti itu. mengembalikan lagi betapa sakitnya terdiam menanti hadirmu. mengembalikan lagi kenangan pahit bersimbah luka yang pernah kau goreskan.

dahulu, aku mencoba mempertahankanmu namun kau mengabaikanku seolah aku tak pernah ada dalam hidupmu.

apa harus ku kembalikan lagi rasa sakit itu sayangku? rasa yang menyiksamu akan hadirku?

tidak sayangku? aku telah buat hatimu lega.

kali ini aku telah mencoba pergi dari hidupmu. berusaha keluar dari penjara perasaanku sendiri, penjara waktu penantianmu! aku tidakalah lagi menjadi bebanmu.

lihatlah sayang. bukalah matamu. bukalah hatimu!

kau pernah berjuang hingga lelah untukku sayang.. hal itu yang ingin aku lakukan saat itu untukmu. tapi apa kau pernah menghargai perjuanganku untukmu?

setidaknya dahulu aku pernah berjuang untukmu walau kau abaikan. setidaknya dulu aku pernah mencoba mempertahankan hadirmu disisiku meski kau tak menganggapku ada. setidaknya dahulu aku pernah terpenjara dalam kesepian hanya untuk menantimu.

saat ini aku telah LELAH. aku telah CUKUP mengerti tentangmu. aku telah cukup merasakan penjara kesepian dalam penantian itu. aku telah cukup berjuang untukmu. dan aku rasa aku telah CUKUP merasakan semuanya.

semoga kau bahagia akan pilihanmu waktu itu

Kamis, 18 September 2014

sedikit tentang kamu

senyuman itu, keindahan menurutku. senyum yang berakhir dengan tawa yang lepas. senyuman dan tawa yang membuat batin ini bahagia.

mata coklat kehijauan dan bulu mata lentik itu, membuat tatapan tajam dengan pandangan terbatas atas lawan jenismu. tatapan itu seolah mengartikan sebagai penghargaan tertinggi bagi wanita.

cara berfikir, pengalamanmu, kedewasaan dan keterbukaan itu membuat sebuah kenyamanan seolah telah kenal beberapa bulan yang lalu.

kesederhanaan itu, yang terbalut dengan kerendahan hati bersatu padu menjadi sebuah pesona.

kamu, mempesonaku dalam sekejap. mengubah kembali pola berfikirku yang selama ini hanya tertutup dalam sebuah kotak kecil. mengubah kembali semangat dalam hidupku.

dunia ini sempit. tapi buatlah dunia ini tak sesempit pola fikirmu. kau memberikan banyak arti hidup untukku.

tulisan ini tentang kamu. kamu yang telah sedikit banyak membuat senyum di bibirku kembali mengembang, kembali berani terbangun dari tidur panjangku.

ini tentang kamu, yang telah membantuku dalam keikhlasanmu. membuka kembali mataku tentang kebudayaan jawa yang selama ini menurutku kolot.

ini tentang kamu, yang kali ini mampu mengalihkan semua fikiranku hanya untukmu.

aku akui terkadang aku sering melewati batas kewajaranku. aku tau ini salah, dan aku tau ini tak pantas.  tapi ini adalah sebuah ungkapan, ungkapan rasa kagum akan sosok sepertimu. terimakasih telah mengubah hariku :)

Rabu, 17 September 2014

dan lagi, ini adalah nikmat Allah :)

menulis...

bukan hal yang sulit menurutku. rangkaian kata itu seakan mengalun indah di dalam kepalaku.

ku biarkan jari jemariku menari diatas keyboard smartphoneku, membiarkan semua kata yang mengalun indah di kepalaku terangkai menjadi sebuah cerita.

I write what I want :)

sedih, marah, senang, bahagia, kesepian, atau apapun yang dapat ku tulis akan ku tulis.

inilah caraku membahagiakan diriku. membiarkan imajinasi dalam otakku dan hatiku meluap dalam batas kewajaran.

banyak orang yang menganggapku kurang kerjaan saat duduk di lantai tertinggi asrama sembari menikmati indahnya lukisan Tuhan.jawabannya adalah, aku tidak suka keramaian...

aku bukanlah orang yang mudah untuk bersosialisasi, mudah mengenal orang lain, atau memulai topik pembicaraan terlebih dahulu. aku lebih suka diam..

aku bukan gila.. aku hanya butuh orang yang bisa mengenalku lebih dalam. aku hanya butuh waktu untuk menceritakan semua. dan aku hanya butuh kemauan untuk memulai. maka dari itu hanya segelintir orang yang dapat mengenalku dengan baik.

aku senang kesunyian, aku senang kedamaian. aku butuh menyendiri saat aku dalam masalah dan membiarkan kemampuanku untuk memecahkannya.

aku tak suka orang banyak omong yang hanya pandai mengeluh setiap menitnya, bukan berfikir untuk memecahkan semua masalahnya.

menulis adalah salah satu cara aku belajar untuk menyelesaikan setiap masalahku. melegakan emosi yang meletup di dalam hatiku.

aku diam bukan berarti aku bodoh dan menerima semua. dalam diamku aku selalu berfikir dalam ketenangan, bukan hanya dengan mulut yang hanya bisa berkoar-koar tanpa aksi.

dan lagi lagi, menulis adalah ekspresiku.

dari menulis aku belajar banyak hal. dari hal sepele sampai hal baru. aku tak muluk-muluk menjadi seorang penulis atau novelis terkenal. semua aku nikmati seiring berjalannya waktu.

aku hanya ingin berbagi sedikit hal yang aku dapat lewat caraku sendiri.

aku tak pernah berharap kamu menyuka tulisanku atau menbencinya sekalipun, I just want you enjoyed your life!

hidup itu dinikmati dan disyukuri. sesusah atau sesenang apapun itu adalah sebuah pelajaran untuk kita, dan menulis adalah caraku menemukan makna itu. temukanlah caramu belajar memaknai setiap masalah. Dan saat kamu telah belajar, sadarlah dan lihatlah betapa besar nikmat Allah untukmu :) Bersyukurlah.

sore ini, hembusan angin dari sayap malaikat kembali membelai lemah tubuhku. ketenangan itu kembali kurasakan kembali setelah aku mulai muak dengan keramaian.

entah dari mana aku harus memulai menceritakan tentangmu. pertemuan itu singkat. tapi seketika pesonamu menghentikan sang waktu.

di hari pertemuan itu sebuah tanda tanya besar mencuat dalam fikiranku, inikah cara Tuhan mempertemukanku denganmu?

aku mulai mencoba mencari tau tentangmu dan menghadirkanmu dalam hari-hariku. karena aku tau kamu bukanlah orang sembarangan yang Tuhan kirim untuk ku kenali. bukan sembarang orang yang Tuhan kirim untuk mendamaikan hari-hariku.

semakin sering aku bertemu denganmu, aku mulai sering menyebutmu saat aku bercerita kepada-Nya dalam sholatku. karena  aku hanya pemuja rahasiamu, tak lebih dari itu hingga tak mungkin aku bercerita dengan orang lain.

kamu apa adanya, berbeda dari yang lain. itu cukup menjelaskan semuanya.

saat kedok dan identitasku sebagai pemuja rahasiamu terbongkar. aku serasa ingin menyembunyikan wajahku dibalik selimut. namun kamu menanggapi itu dengan bijak.

saat aku mulai mengenalmu, rasa kagum yang selama ini aku pendampun semakin meluap. namun saat ditanya mengapa aku menjadi pemuja rahasiamu, aku hanya menjawab aku tak tau dan aku tak punya alasan untuk menjelaskan itu.

hingga saatnya aku bertemu denganmu, perasaan seorang pemuja rahasia diuji saat itu juga. menahan rasa gembira, malu, bercampur aduk menjadi satu.

aku lihat kamu tetap apa adanya. dengan senyum ramahmu kamu menyambut percakapan kita. bisa dihitung dengan jari berapa kali mata coklat kehijauan itu hanya melirikku  tanpa menatapku.

caramu memandang lawan bicaramu yang seorang perempuan membuat aku merasa sangat dihargai saat itu.

pembicaraan kita membuat aku mengetahui panjang lebar tentang kehidupanmu. gelak tawamu yang riang membuat kita seakan telah kenal beberapa bulan yang lalu. aku tau kamu bukan orang sembarangan yang diperkenalkan-Nya kepadaku.

aku belajar banyak darimu. ilmu tentang kehidupan, kemanusiaan, toleransi, dan masih banyak lagi.

aku masih tak habis fikir aku akan mengenalmu lebih jauh. jika dilihat dari usia dan pengalaman tentu kamu lebih berpengalaman dibandingkanku. obrolan itu membuat perasaan kagum yang terpendam selama ini telah terluap.

setelah pertemuan itu, aku mulai merasa ini salah. bukan pertemuan ini yang salah, namun rasa kagumku. kini aku hanya bisa kembali diam, aku hanya ingin rasa kagum ini tetap pada porsinya bukan selebihnya. Terimakasih Tuhan telah mempertemukanku dengannya. Dia yang telah membuat segurat keceriaan kecil ini kembali bersinar. Dia yang kembali memberiku semangat untuk tetap menikmati arti hidup.

aku bukan menghilang tapi ingin kembali tertidur

Selasa, 16 September 2014

Peluk Aku Tuhan, Aku Lelah..

ajak aku pergi dari rutinitas ini!

aku bosan! lelah dengan fikiranku! aku rindu naik kelantai teratas untuk menyendiri!

keramaian ini membuatku muak! membuatku mual dan ingin pingsan!

aku rindu melukis! aku rindu bermain musik! aku rindu menulis ceritaku! dan aku rindu berjalan sendirian di iringi terik matahari ataupun dinginnya angin malam! tapi rutinitas ini membuatku melepaskan semua hal itu!

tolong bawa aku pergi dari sini! dari hiruk pikuk duniawi yang semakin menggerogoti waktuku. membuat kotak inspirasiku enggan terbuka karena memikirkan hal duniawi!

bawalah aku ke puncak gunung! aku ingin merasakan hembusan angin dari sayap-sayap malaikat, bercerita kepada Sang Pencipta bahwa aku rindu belaian lembutnya ! Bawalah aku ke tengah laut! aku ingin merasakan deburan ombak dan berteman ikan warna warni yang tinggal di karang!

peluklah aku Tuhan, aku lelah....

Selasa, 02 September 2014

Tiga September

Pagi ya adik kecil :) apa kabar kamu disana? Pasti kamu tambah sehat ya, keliatan kok di foto kamu kalo kamu makin gemuk.

Dek, seneng rasanya waktu aku tau ibu kamu hamil kamu. Rasanya aku kayak punya ade baru meskipun ibu kamu bukan siapa-siapa aku, hehe.

Aku selalu tanya sama abang kamu, gimana keadaan ibu kamu? Atau ibu kamu ngidam apa?  udah usg atau belum? Bahkan aku sempet mimpi kalo kamu akan lahir sbg perempuan yang matanya sipit, kulitnya putih, pipinya merah.

Kadang abang kamu suka bilang sama aku loh de kalo dia cape nurutin mau kamu kalo kamu mau es buah atau eskrim :3 tapi biarpun abang kamu capek aku tau abang kamu sayang banget sama kamu.

Berbulan2 berlalu akhirnya kamu lahir, kamu lahir tanggal 15 april 2014. Kamu lahir sebagai perempuan persis kaya mimpi aku kan de? Aku sempet tanya sama abang kamu kalo kamu itu beratnya 3kg lebih. Waw! Aku tau hari itu kamu pasti lucu ya de.

Tapi aku gabisa langsung liat kamu ke klinik. Aku cuma mau cari waktu yang tepat buat aku kerumah kamu nengokin kamu. Ahirnya aku cuma liat kamu dari foto kamu yang dikirim ke bbm aku atau voice note kamu lagi nangis. Kamu tau dek? Aku seneng banget liatnya. Apalagi denger kamu nangis, rasanya mau cepet2 gendong kamu!

Hampir setiap pagi aku liat foto kamu. Aku denger vn kamu lagi nangis, aku gemes! Aku pengen cium kamu loh dek, serius. Selama ga ketemu kamu aku cuma bisa nunggu waktu yang tepat buat ketemu kamu. Ya rasanya aneh emang aku pengen liat kamu, Tapi itu semua kan juga karena aku anggep kamu kaya ade aku sendiri.

1 bulan berlalu, 2 bulan berlalu, 3 bulan berlalu. Dan ahirnya aku bisa ketemu kamu.

Pertama aku ketemu kamu kamu udah gede ya de, udah semakin gemuk. Aku seneng ngeliat kamu, kamu sehat. Aku liat kamu di gendongan ibu kamu.  Pertemuan itu ngelunturin semua rasa 'pengen ketemu kamu' yang selama ini aku rasain. Aku cium kamu dan aku pamit pulang. Aku cuma berharap aku bisa ketemu kamu lagi de, ngga lebih dari itu karena aku tau aku akan pergi jauh dari kamu.

Setelah aku pergi jauh, aku mutusin untuk pulang setelah idul fitri. Aku silaturahmi sama mamah papah kamu, sama abang dan kaka juga. Saat kedua kalinya aku ketemu kamu, aku tau kamu lagi bobo imut. Katanya kamu semalaman terjaga karena ngga betah nginep di rumah nenek kamu. Saat kamu bangun aku liat kamu semakin gemuk sampai dagu kamu belipat dua. Kamu itu botoh banget de!

Aku coba godain kamu, coba ajak ngobrol kamu. Dan kamu ketawa! Kamu ngerti ya de kalo lagi aku ajak main? Kamu pinter de :*

Aku peluk kamu, kamu emang beraaat banget tapi aku seneng. Aku cium kamu kamu wangii banget de, apalagi pipi kamu yang gembul itu emmm aku endus-endus terus. Tapi kamu pinter kamu ngga nangis.

Aku sempet foto bareng sama kamu. Kamu cantik banget kalo foto. Aku puas-puasin hari itu ketemu kamu, peluk kamu, cium kamu. Biarin aja yang penting mamah kamu tau aku yang gendong kamu aku pasti bakal jagain kamu sepenuh hati aku de.

Bahagianya ketemu kamu de, rasanya semua rasa yang aku rasain ke kamu udah aku tumpahin semua hari itu. Meski aku cuma bilang lucu banget kamu dek, kamu botoh banget, atau kamu pinter. Tapi aku itu aslinya sayang sama kamu. Emang ngga logis sih soalnya aku bukan siapa2 kamu.

Sekarang aku jauh dari kamu. Rasanya kangen ya sama kamu? Hehe. Aku kangen pipi kamu yang gembul, badan kamu yang wangi atau liat kamu ketawa dan bersandar di pundak aku waktu aku gendong. Salah aku sebelum aku pergi aku cium kamu. Jadi sekarang aku bingung kalo aku kangen kaya gini.

Akhirnya sekarang aku cuma nunggu lagi. Nunggu waktu yang tepat buat ketemu kamu, atau peluk cium kamu. Aku cuma bisa berdoa aja dari jauh supaya kamu semakin sehat, jadi anak sholehah dan pinter. Seenggaknya dengan aku berdoa buat kamu aku bisa pastikan Allah jaga kamu buat aku dan mamah papah kamu meski aku ngga bisa ketemu kamu.

Peluk cium buat kamu dari jauh ya de :'*

Senin, 01 September 2014

Tiga Puluh Satu Agustus

Pagi ini ku buka mataku. Ku buka juga gordyn yang menutup jendelaku. Pagi yang cerah.

Pagi ini ku kenakan celana trainingku, jaket adidas merah kesukaanku, dan sepatu. Aku ingin jogging pagi ini.

Aku memulai pemanasan dan peregangan di bagian kaki terutama. Aku jogging bersama kedua adikku. Ku mulai berlari lari kecil keluar asrama. Ku ambil arah jalan menuju jalan dieng, jalan yang pernah ku lewati naik motor beberapa hari yang lalu.

Baru mulai adikku sudah mulai lelah. Ku semangati ia untuk berlari. Banyak orang yang berlalu lalang dijalan melihat kami. Jarang memang ada perempuan yang mau jogging pagi-pagi. Biasanya mereka sibuk dirumah. Alhasil kebanyakan anak laki-laki terutama anak ponpes yang berlari pagi.

Pagi ini sangattt sejuk. Angin pagi dan matahari menemani kami berlari pagi. Kami tertawa bercanda bersama.

Setelah hampir satu jam kami berjogging kami memang tidak berkeringat. Dan memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki untuk menstabilkan nafas dan otot kaki kami.
Kami pulang menyusuri jalan pegunungan. Melewati kebun. Awalnya aku mengajak adikku untuk melewati jalan yang tadi namun mereka mengajakku untuk melewati sawah.

Aku melewati pinggiran parit kecil dan melewati jembatan kayu yang sudah agak tua dan bergoyang. Aku sangat tergoda melihat aliran air yang sangat jernih. Langsung ku buka sepatu dan kauskakiku. Ku masukkan kakiku yang sudah panas sedari tadi kedalam aliran air itu. Dinginnya air pegunungan yang menyentuh kakiku yang panas membuat kakiku terasa segar kembali. Subhanallah nikmatMu YaAllah.

Aku melihat dua orang petani melihatku bermain air di aliran air itu. Namun mereka hanya tersenyum tanpa menegurku. Aku cuek saja karena telah asyik menikmati airnya.

Ku jinjing sepatuku, dan aku kembali berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Hamparan bunga liar berwarna ungu membuat aku semakin bahagia melihatnya. Sekali kali kupetik beberapa bunga liar dan aku bertaruh dengan adikku. Siapa yang bunganya tidak tersangkut dia yang menang.

Gelak tawa kami menyebar ke seluruh sawah. Hamparan kebun kubis mulai menyambut kami. Aku terus berjalan dan tak terasa mulai melewati perkambpungan.

Aku kembali duduk dipinggir parit dan.kembali mencelupkan kedua kakiku kedalamnya. Namun kali ini aku tidak sendiri. Adikku mencelupkan juga kakinya kedalam parit kecil tsb. Kami merendam kaki kami cukup lama. Dan kami memutuskan untuk pulang keasrama.

Sepulangnya kami ke asrama kami memutuskan untuk sarapan bersama.

Kebahagiaan itu sederhana~

Sabtu, 30 Agustus 2014

Satnight

Jam di smartphoneku menunjukkan pukul 18.06. Malam ini aku kendarai motorku keluar gerbang asrama. Memutuskan untuk berjalan-jalan dikota sembari membeli sebungkus roti bakar coklat strawberry.

Bensinku kali ini telah berada di garis merah dan aku memutuskan untuk mengendarai motorku menuju spbu yang jauh dari asrama.

Malam ini dingin, maklum aku jarang keluar malam di daerah sini karena gerbang asrama ditutup pukul 19.30.

Malam ini aku hanya ingin menikmati suasana lain yang biasa ku nikmati. Kali ini bukan sinar mentari yang menyambutku. Namun sinar dari lampu-lampu jalanan.

Yap! Malam ini lebih ramai dari biasanya. Maklum di daerah Dieng sedang ada festival Lampion. Ya festival yang diadakan setiap tahun. Namun aku tak bisa pergi kesana karena keterbatasan waktu yang ku punya.

Aku berjalan menyusuri jalanan kota. Banyak tempat makan angkringan di kanan atau kiri jalan menambah ramai kota malam itu. Aku lihat banyak sepasang pemuda-pemudi yang sedang asyik duduk berdua di bawah pohon besar yang dihiasi lampu kelap kelip di tengah alun-alun.

Aku melihat mereka dari kejauhan, mereka tampat sedang asyik mengobrol. Entah apa yang mereka obrolkan.

Andai kamu disini. Pasti kita akan duduk berdua dibawah pohon yang indah itu sambil mengobrol dan meminum segelas susu jahe. Kita bisa bercengkrama hingga tak terasa kita tidak hanya berdua disana. Andai kebahagiaan kecil yang kulihat ini dapat ku bagi denganmu. Mungkin aku akan memberi semuanya untukmu.

Setelah membeli bensin dan roti bakar aku memutuskan untuk kembali pulang.

Pemandangan dari atas tempatku berpijak sangatlah indah. Dari atas sini aku dapat melihat cahaya lampu kota bagai bintang yang bertaburan di langit.

"Percayakah kamu dengan adanya dimensi lain?" kataku sambil memandang langit yang berkabut.

Entah jauh atau dekat, ku tau kita masih dalam satu langit yang sama. Hanya lewat doa ku bagikan kebahagiaan kecilku ini untukmu. Semoga kamu bahagia disana bintangku~

Kamis, 28 Agustus 2014

kenal-lah alam maka kau akan lebih mengenal dirimu dan penciptamu

pagi ini kabut turun cukup tebal dan itu membuat pagi ini terasa dingin lebih dari biasanya.

setelah sholat subuh aku memutuskan untuk memasak nasi goreng untuk bekal kedua adikku sekolah. setelah mengantar mereka aku memutuskan untuk berkeliling dengan motorku di jalan protokol.

seperti hari biasa. kiri jalan selalu sesak dengan anak sekolah yang berjalan kaki menuju sekolahnya. kulihat hari ini mereka mengenakan seragam pramuka.

"cukup lah..." kataku saat melihat bensinku yang saat itu kira2 hanya satu liter.

"ikuti saja arah kakimu melangkah" itu adalah pedomanku saat itu. yap! aku berjalan terus dengan motorku, namun aku tak tau ingin kemana.

kutelusuri sepanjang jalan, dan ku lihat kanan kiriku terhampar kebun sayuran. kubis, cabai, tomat, sawi, kembang kol, bahkan brokoli.

namun pagi ini aku tidak dapat melihat gunung yang biasanya terlihat jelas di kanan dan kiriku.

ku kendarai motorku lebih jauh lagi. jalan yang kulewati memang semakin naik dan naik. aku mulai mencium aroma kayu gelondongan. benar saja di belokan itu ada sebuah pabrik kayu kecil dan di halamannya banyak sekali kayu kayu utuh berbagai macam diameter. ku hidup aroma itu dalam-dalam. aku sangat suka aroma itu. aroma yang ku ingat saat aku mencari kayu bakar di hutan bersama nenekku untuk memasak saat di jogja.

dan setelah ku lewati belokan itu ku temui sebuah pasar kecil. memang tidak seramai pasar dikota. tapi tetap banyak ibu-ibu yang berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari.

karena terlalu asyik melihat keramaian pasar aku terkejut saat roda motorku tak sengaja melewati jalan yang berlubang.
"astagfirulllahh" benakku.

aku tertawa kecil, membayangkan betapa lucunya melihat wajahku sendiri saat tekejut tadi.

ku teruskan perjalananku semakin naik dan naik. di perempatan jalan ku lihat ada seorang bapak-bapak yang sedang memandikan kudanya. disini memang masih banyak orang yang meng"ojek" andong.

jalan yang kulalui sekarang lurus namun banyak polisi tidur yang berjejer di jalan. membuat aku menurunkan kecepatan motorku.  ku lihat di sisi jalan lawan arah dariku ada seorang bapak-bapak yang menggembala dua ekor kerbau besar. kerbaunya tidak hitam seperti biasa, orang sini menyebutnya "kebo bule". pasti untuk membajak sawah. maklum beberapa hari yang lalu ku lihat banyak petani yang sudah memanen padi, sekaligus ada juga yang mulai membajaknya atau menanam benih baru.

kurasa perjalananku semakin jauh. ku memutuskan untuk memutar balik arah menuju jalan pulang asrama.

jalan yang kini ku lalui telah menurun dan aku sudah mengetahui semua belokan, tanggulan, bahkan lubang di jalan yang mengejutkanku tadi.

banyak orang yang mengibaratkan kehidupan itu bagaikan sebuah perjalanan di jalan seperti yang tadi pagi kulakukan. namun kurasa menurutku itu benar.

saat kau memutuskan untuk memulai sebuah perjalanan kamu tak akan pernah tau bagaimana keadaan bahkan kejutan yang akan kamu temui dihadapanmu.

awalnya perjalanan memang akan terasa sangat sulit, masalah baru, bagaikan menanjak, berbelok, terkejut karena lubang, atau polisi tidur yang berjejer di jalam. namun kamu harus menerima resiko karena kamu telah memutuskan sebuah perjalanan.

hadapi! adalah satu kata yang harus kamu ingat.

saat kamu mengadapi itu semua memang terasa menyulitkan. namun setelah kamu berhasil melewati jalan tanjakan, belokan, atau berlubang kamu baru akan tau kejutan dan hadiah yang kau dapat setelahnya.

saat kamu mulai terbiasa dengan tanjakan, belokan, atau lubang itu kamu akan belajar untuk tidak menyerah, untuk lebih berhati-hati. hingga pada saatnya kau menemukan banyak masalah yang lebih berat kau akan lebih siap dari sebelumnya.

Allah memberikan panca indera dan akal kepada manusia untuk berfikir. dan Allah akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu o:)

pelajaran memang tak selalu hanya kau dapat dari sekolah. mulailah mempelajari semua. belajarlah dari orang disekitarmu, atau belajarlah lebih dalam bersama alam. alam yang telah merawatmu dan memenuhi seluruh kebutuhanmu dari kau kecil hingga saat ini. alam yang terlebih dahulu belajar, dan alam taakan pelit berbagi ilmu yang dia punya untukmu. kenal-lah alam, maka kau akan mengenal dirimu dan penciptamu.

keep moving on! :)

pintuku masih tertutup

sore ini langit tidak hujan. cuacapun menjadi hangat. ditemani secangkir kopi chocochino ku pasang headset di kedua telingaku.

kali ini aku mulai terbiasa dengan kesendirianku. i enjoy by my self. iya dengan kesendirian ini aku kembali menyayangi diriku sendiri. menikmati indahnya hari bersama diriku sendiri. menikmati kebahgiaan ini bersama diriku sendiri.

"lu jangan suka sama gue, hati gue masih berantakan, biar gue rapihin dulu baru lu masuk"
"mendingan gini aja. gue masuk terus gue bantuin lu rapihin hati lu yang berantakan, gimana?"

pertemuan singkat berawal manis bagai chococino. pendekatan yang mengalun bagai musik yang ku dengar sekarang.

move on, move up.

mungkin ada hari dimana aku akan kembali membuka hati yang telah sekian lama ku tutup. akan ada hari dimana ada seseorang yang menyayangi diriku lebih dari yang lalu. dan akan ada hari dimana aku bersanding dengannya.

namun tidak untuk kali ini.waktunya belum tepat untuk membuka pintu itu sekarang. menghilangkan perasaan yang telah mengukir di hati itu tak semudah menghentikkan ibu jari dan telunjuk.

ini bukan soal dia cantik atau tampan, bukan soal dia kaya apa miskin. ini soal kenyamanan, kenyamanan saat aku bersamanya adalah yang paling aku rindukan. rasa nyaman adalah hal yang paling sulit didapatkan.

mungkin menanam benih itu mudah, namun saat benih itu tumbuh saat yang paling sulit adalah menjaganya. menjaganya dari terpaan angin dan hujan. kali ini aku belum siap menanam kembali karena benih yang waktu itu telah menjadi pohon besar telah runtuh.

tapi dengan runtuhnya pohon itu tak membuat hatiku menjadi gersang. namun itu membuat aku mengolah kembali hatiku agar saat ada benih yang tumbuh kembali dihatiku menjadi kokoh dan tidak runtuh diterpa angin dn hujan.

Rabu, 27 Agustus 2014

trust me, Allah will give you the best :)

ku rebahkan tubuhku diatas kasur yang empuk malam ini. ku tutupi badanku dengan selimut yang cukup tebal agar melindungi tubuhku dari hawa tengah malam yang dingin.

malam ini aku masih saja mengingat tentangmu. melupakanmu sungguh tidaklah mudah untukku. perkenalan kita memang tidak singkat dan kita sudah biasa menjalani apapun bersama.

yap tak ada lagi aku, kamu, ataupun kita..

aku tau ini tidak mudah, aku tau ini sulit, aku tau ini sangat sulit. yap kamu terlalu berarti dihidupku.

entah berapa cerita tentangmu lagi yang akan aku tulis. tapi aku tak perduli. ingin teriak sekeras mungkin namun aku hanya mau memilih diam, ingin menangis namun air mata ini telah habis. dan hanya ini cara meluapkan semuanya.

masih ingat kah kamu saat aku menyuruhmu untuk melupakanku saat aku memutuskan untuk pergi jauh darimu? yang membuat kamu tak perduli akan keberadaanku setelah itu?
yap aku terbiasa akan rasanya kesendirian. tanpa kabar darimu, tanpa saapaan manjamu, bahkan tanpa hadirmu. tapi perasaan ini yang tak belum bisa ku lepaskan.

aku sering terdiam sehabis sholatku. terkadang aku bercerita tentangmu kepadaNya, tentang perasaanku kepadamu.

terkadang aku masih bertanya mengapa Dia pisahkan aku denganmu saat aku telah lebih memahami keberadaanmu?
mengapa Dia telah membuat perasaanku lebih dalam kepadamu terlebih dahulu?
mengapa Dia pisahkanku denganmu saat ku yakin kamulah orang yang tepat?

aku tahu Dia mendengar dan suatu saat Dia akan menjawab cerita hatiku, menjawab beribu pertanyaan yang sering ku ajukan sehabis sholatku.

terkadang Dia akan memberi semua yang aku butuhkan, namun tidak yang ku inginkan.

saat ini aku seberusaha mungkin untuk kuat. kuat menjalani semua tanpamu. kembali berjalan sendiri bukan seiringan lagi. tapi aku tau dan yakin pilihanNya adalah yang terbaik. semoga o:)

Senin, 25 Agustus 2014

Bapak

Saat hati bergemuruh, kau tahu tempatku melampiaskannya selain sajadah? Yap LOTENG!

Di loteng ini aku sering menyendiri meuliskan serta meluapkan seluruh isi hatiku. Paling hanya berdiam diri untuk sekedar menikmati hembusan angin, atau melihat keatas puncak gunung yang menjulang dihadapanku.

"kangen bapak....." hati kecilku berbicara.

Satu tahun ini aku jarang bertemu bapak, karena bapak bekerja. Bapak memang sudah tidak tinggal satu rumah denganku dan ibu. "konflik rumah tangga" kata ibu saat ku tanya lebih detai.

Bapak dan ibu memang tidak pernah bertengkar di hadapan aku dan kedua adikku. Didepan kami mereka terlihat harmonis, namun di luar itu semua mereka sudah lama perang dingin.

Rasanya aku tak sanggup untuk mengingat semua kenangan pahit itu lagi. Kenangan yang membuat hidupku berubah 360 derajat.

Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Anak perempuan adalah anak yang paling dekat dengan bapak. Bahkan kata orang-orang yang melihatku ataupun adikku hanya aku yang mirip dengan bapak.

Masih terkenang dalam memoriku kenangan indah bersama bapak. Dahulu sewaktu aku kecil sebelum bapak berangkat bekerja, bapak selalu menggendongku di pundaknya. "gori... gori... gori(semacam gorengan)..." katanya. Aku selalu tertawa bahagia saat bapak menggendongku dipundaknya.

Dan setelah bapak pulang bekerja aku lari secepat mungkin ke depan pintu untuk memeluknya dan berkata "bapakkkkk... Bapak baru pulang yah? Bapak bawa oleh2 ngga?"

Bapak langsung menggendongku dan, "ini.." kata bapak. yap! Boneka beruang berbaju merah.
"bapak ini kok ada puterannya? Ini gimana mainnya?"
"ini diputer gini ndok, biar bunyi. Nanti kalo udah bunyi kepalanya geleng-geleng deh." kata bapak memberitahu.

Sepanjang malam aku memainkan boneka itu. Kuputar kuncinya berkali-kali. Kupeluk hingga aku tertidur pulas sambil meminum sebotol susu coklat hangat yang tentunya buatan bapak. Saat pagi tiba dan ku bangun dari tidurku bapak sudah pergi bekerja.

Terkadang aku sering diajak bapak ke tempat kerjanya. Namun bapak sangat prepare akan kebutuhanku. Bapak selalu membawa popok selimut di tasnya, minyak kayu putih, susu, dan guling kecil kesayanganku. Disela kerjanya aku sering mengumpat dan tertidur di kolong mejanya. Atau mengikutinya kemanapun ia pergi.

Bapak dan ibu sangat menyayangiku. Namun masa kecilku cenderung lebih dekat ke bapak. Aku masih ingat saat bapak dan ibu ingin pergi bekerja, pasti mereka selalu mengajakku keliling komplek, menggandeng tanganku bapak di kanan dan ibu di kiri. Saat ada polisi tidur mereka berdua mengangkat tanganku secara bersamaan sehingga kakiku tak menyentuh polisi tidur. Aku tau saat itu aku tertawa bahagia.

Aku sering bermain di lapangan bertanah merah bersama bapak dan ibu. Bahkan terkadang aku hanya bermain dengan bapak. Bermain tanah merah kering, berlarian bersama bapak, atau meronce bunga yang tumbuh di liar dilapangan untuk dijadikan mahkota dikepalaku.

Hampir setiap bulan bapak pasti membelikanku mainan. Entah boneka, mobil mainan, kereta api baterai, bahkan sepeda kecil beroda dua.

Dulu sewaktu aku TK, pagi buta teman satu komplek seumurku berangkat sekolah menggunakan motor. Saat itu bapak sedang libur namun bapak mengantarku kesekolah dengan sepeda ontelnya. Saat itu aku duduk di belakang berpegang erat pada bapak. Aku berangkat ke sekolah melewati kebun dan sawah.

Tiba-tiba pagi itu hujan. Bapak dan aku berbasah-basahan dan roda sepeda bapak tergelincir. Alhasil aku jatuh bersama bapak, saat itu aku menangis karena baju sekolahku kotor dan basah kuyup.

"dedek jangan nangis. Kita berangkat sekolah ya? Gapapa bajunya basah nanti juga kering. Soalnya dikit lagi sampe sekolah." kata bapak sembari membersihkan bajuku yang kotor.

Karena semangat dari bapak, aku pun sekolah dengan baju basah dan kotor. Dan sepulang sekolah bapak menjemputku dengan membawa jaketku. Dan bapak segera membawaku pulang dan memandikanku agar tidak masuk angin. Bapak membuatkanku segelas susu coklat kesukaanku dan akupun tertidur.

Saat aku beranjak ke sekolah dasar bapak sudah tidak bekerja, karena memutuskan untuk mengurusku dan adikku dirumah. Bapak selalu menyiapkan seluruh keperluan sekolahku. Entah buku, sepatu hingga pensil dan penghapus.

Saat sd aku masih sering tidur sembari memeluk bapak, sering ku tatap wajahnya saat tidur. Guratan-guratan itu jelas memberi arti bahwa ia lelah seharian ini.

Saat aku beranjak smp, bapak mulai mendidikku menjadi anak yang mandiri. Membebaskanku berpendapat namun tetap dalam pengawasannya. Ia sering bilang
"kamu udah gede, hati-hati sama anak laki-laki. Sekolah yang bener.jangan pacaran dulu!" atau
"kamu dari mana? Kok jam segini baru pulang. Biasanya nggak pulang jam segini." atau
"jangan main dulu, bapak mau pergi. Jaga rumah, anak perawan itu bebenah jangan main mulu."
Bapak juga sering mengantarku kesekolah, jika hari hujan tak jarang pula bapak menjemputku di gerbang dengan jas hujannya.

Saat idul fitri tiba, aku sering memasak ketupat dan opor ayam bersama bapak. Meski laki-laki bapak adalah koki terhebatku. Dari ialah aku belajar memasak masakan yang sekarang kini bisa ku nikmati. Namun seenak apapun masakan orang lain, tetap masakan bapak yang palik enak.

Saat aku beranjak smk, bapak masih sempat mengantarku mendaftar sekolah. Dari mengisi formulir hingga administrasi bapak tetap menemaniku. Saat awal masuk sekolah aku dilarang membawa motor. Dan selama itu juga bapak sering mengantar jemputku, saat panas maupun hujan. Aku sempat berlibur hampir 10 hari di kampung halaman bapak, di Jogja. Disana aku membeli lurik yang sama dengan bapak.

"pak, beli lurik yuk samaan. Nanti pas semester dua bapak anter aku kesekolah pake motor bapak, pake lurik juga samaan. Ya?"
"iya boleh," kata bapak mengiyakan saja. Dan benar saja aku pergi ke sekolah bersama bapak menggunakan lurik yang sama. Yang aku tau aku menyayangi bapak lebih dari apapun.

Namun saat hari wisuda kelulusanku bapak tidak hadir. Aku tau ibu dan bapak sudah tidak ingin bertemu. Namun saat itu aku iri dengan anak perempuan lain yang mengenakan toga dan memegang ijazah berfoto bersama ayahnya. Sungguh, satu hal yang aku ingin saat itu adalah bapak melihatku di wisuda!

"pak, aku hari ini wisuda loh. Aku lulus, nilai ujian aku 32,00. Aku pengen foto sama bapak kaya yang lain, aku pengen bapak liat aku diwisuda."
"alhamdulillah kalo kamu lulus. maaf ya mbak, bapak ga bisa liat kamu diwisuda. Bapak hari ini kerja di Bekasi. Bapak tidak bisa izin."
"ngga apa-apa kok pak, yang penting bapak tau kalo aku diwisuda."

Meski aku tau tak ada kata "sayang" yang terucap dari mulut bapak. Tapi aku tau ia sangat menyayangi anak-anaknya lebih dari apapun. Setidaknya aku tau, meski banyak di luar sana laki-laki yang menyayangiku; bapaklah orang yang menyayangiku lebih dari apapun. Meski banyak laki-laki diluar sana yang bisa ku peluk dan kucium; tapi hanya memeluk bapak yang paling membuatku merasa nyaman. Meski banyak koki internasional di restaurant megah di luar sana; namun hanya masakan bapak yang menurutku paling enak sedunia. Meski banyak laki-laki diluar sana yang melindungiku; tapi hanya didekat bapaklah aku merasa aman. Walau banyak laki-laki disana yang menyakitiku; setidaknya hanya bapak yang selalu menjaga hatiku.

"Bapak, aku harap aku bisa ketemu bapak. Bisa peluk bapak lagi kaya dulu. Aku mau di bikinin susu coklat lagi kaya dulu. Aku mau bapak anterin aku sekolah lagi. Aku kangen masakan bapak.
Aku kangen sama bapak....."

Jumat, 22 Agustus 2014

dear masa laluku

langit masih gelap saat aku turun ke mushola di lantai satu asrama untuk menjalankan sholat subuh. saat itu hanya aku dan tiga orang lainnya yang datang ke mushola untuk sholat subuh.

setelah selesai sholat subuh aku kembali ke kamarku untuk mandi. dinginnya air selalu menusuk kulitku saat aku membasuh badanku dengan shower. namun inilah nikmat yang Allah berikan untukku pagi ini.

setelah mandi, aku mulai menyiapkan sarapan untuk kedua adikku dan mengantarkannya ke sekolah. setelah aku mengenakan sweater aku langsung mengantarkan adikku ke sekolah. pagi ini cukup cerah sehingga matahari dapat menghangatkan tubuhku.

sepulangnya aku mengantarkan mereka, aku kembali kekamarku. aku berbaring sejenak di kasurku dan menutup kedua mataku dengan telapak tangan.

aku bergegas mengambil beberapa kertas hvs dan peralatan menggambar. entah pagi ini aku ingin melukis.

dengan headset yang kupasang di kedua telingaku ku berjalan menaiki anak tangga menuju lantai tertinggi di asrama.

dengan tanpa kata aku berdiri di balkon sembari menikmati hembusan angin pagi. ku lihat dari atas banyak anak sekolah yang sedang berlarian mengenakan seragam olahraga, para petani yang sedang memanen padi, dan pedagang pasar yang mondar mandir lalu lalang dijalan dengan motornya.

lantai lima asrama memang masih sepi, paling hanya beberapa kamar saja yang telah berpenghuni. dengan suasana seperti ini aku lebih bisa menikmati kesendirianku.

aku duduk dianak tangga lantas bersandar di tembok. ku lepaskan sweater yang ku kenakan dan ku gantung di tembok.

"sweater itu...." benakku.

sweater itu mengembalikan ingatanku. mengembalikan memori memori masa laluku. memori kebahagiaan serta kesedihan. namun semakin ku mencoba melupakannya memori kebahagiaan itu semakin mendominasi fikiranku.

ku tarik nafas panjang sembari menyiapkan alat gambarku. entah apa yang ingin aku lukis, bahkan menggambarpun aku tak bisa. namun keinginanku untuk melukis membuat tanganku bergerak perlahan menggurat garis-garis abstrak.

seketika musik yang sedang ku mainkan berhenti. error mungkin, fikirku. ku ambil smartphoneku dan kembali memainkan musik yang membuat aku tenang. lalu ku kunci layar smartphoneku. seketika aku melihat pantulan mataku di layar gelap smartphoneku. tatapan mata yang kosong namun penuh rahasia dibaliknya.

tatapan mata kosong dan air mata adalah hal yang pertama kali aku lukis. mewakili perasaan? ya sedikit :') ku sempurnakan gambarku dengan hidung mulut serta wajah.

memang gambarku bisa dibilang tidak bagus. namun itu sedkit mewakili perasaanku.

ingin rasanya ada seseorang yang bersedia ada disisiku saat ini. bersedia menyediakan pundaknya untuk tempatku bersandar. menajamkan pendengarannya untuk sekedar mendengarku berkeluh kesah. merelakan jari jemarinya basah hanya untuk menghapus air mataku. dan mendekap erat tubuhku hanya untuk sekedar memberiku semangat.

namun rasanya hati ini masih belum mau berpaling. masih belum mau membuka pintu. yap! hati ini masih berantakan, masih penuh dengan dekorasi kebahagiaan bersamanya.

tak terasa air mataku mulai membasahi bola mataku. namun aku melarangnya untuk jatuh, jatuh kepada hati yang hanya menganggapku sebagai angan-angan masa remajanya.

dua jam lamanya aku disana, menenangkan fikiranku. aku merapikan alat gambarku dan mengenakan sweater itu kembali untuk melindungiku dari hawa dingin.

ku langkahkan kembali kakiku menaiki tangga menuju balkon teratas asrama. yap aku berharap bukan "ingin mengakhiri hidup" yang ada di fikirkanmu sekarang.

ku hirup nafas panjang sembari memejamkan mataku. semilir angin berhembus melewati tubuhku.

"dear masa laluku...
kuakui rasa rindu yang semakin mendalam ini membuat aku semakin terpuruk. namun aku tak akan membiarkan air mataku jatuh lagi hanya untuk menangisi dirimu. dirimu yang hanya menganggap kepercayaanku pada kata-kata manismu dulu hanya sebatas angan-angan masa remajamu.
tanpaku kamu akan bebas melakukan apapun yang kamu mau dan tanpaku kamu akan lebih menikmati kebahagiaanmu. kamu tak akan perlu takut merindu karena jarak. kamu dapat mencari seseorang yang dekat denganmu agar saat kamu rindu kamu dapat bertemu. meski hatiku sakit melepasmu, namun semua ini akan membuatmu jauh lebih bahagia daripada terus bersamaku.
yang sekarang aku bisa lakukan adalah membiarkan semua rasaku padamu terhempas angin dan lapuk dimakan sang waktu. mempersiapkan diriku menjadi orang yang lebih baik lagi. jadi apabila kamu jodohku dan kita bersatu kembali aku dapat mencintaimu lebih baik lagi dari sebelumnya."

Pak Yono

keretaku tiba pukul 00.22 di stasiun prwkrto. gelap dan dinginnya malam menyambut kehadiranku. aku turun diatas lantai peron putih yang sangat bersih tak ada noda. ini pertama kalinya aku pergi ke kota ini sendirian.

saat itu aku memutuskan untuk menunggu di bangku tunggu penumpang krn perjalananku dari kota prwkrto ke wnsb akan kulanjutkan esok pagi saja berhubung ini masih larut malam.

setelah memutuskan untuk ke toilet aku kembali ke tempat dudukku yang tadi ku tempati.
ku lihat banyak sekali petugas stasiun di stasiun ini.

ku perhatikan mereka dengan seksama dari kejauhan.
kulihat mereka mengerjakan tugas mereka masing2. ada yang mengenakan seragam putih bercelana hitam dengan topi merah bulatnya dan memegang lampu berwarna hijau dan berdiri di peron kereta sembari bertegur sapa dengan masinis di kereta tsb saat kereta tiba dan meniup peluit panjang pertanda kereta boleh melanjutkan perjalanan.

namun aku sangat tertarik dengan pegawai yang saat itu memakai baju hijau bergaris merah dipundaknya, yap sepertinya mereka staff kebersihan di stasiun ini.
kulihat mereka ada sekitar 4/5 org malam itu mondar mandir sepanjang peron membawa kain pel, sikat,  serok air, sabun cuci, ember, dan selang air yang panjang.

kulihat mereka saat itu berkumpul di peron satu. mereka bertelanjang kaki entah apa yang mereka lakukan. namun semakin lama aku perhatikan ternyata mereka akan membersihkan peron.

mereka mulai mencampur detergen dengan air dalam ember dan mengguyurkannya ke peron tsb. dan mengepelnya dengan kain pel serta membersihkannya  dengan sikat.

meter demi meter aku lihat peron itu telah tersapu dengan campuran detergen dan air tsb. ada yang bertugas menyikat, mengepel, menyerok air, serta mengguyur air, namun rasa kekeluargaan tercipta diantara para petugas itu, sendau gurau dan kerja sama mereka membuat pekerjaan mereka cepat selesai.

berkali2 aku mendengar suara operator memberi informasi datangnya datangnya kereta api disertai dengan klakson dari kereta api tsb.

aku masih sendirian di bangku tunggu namun aku hanya terfokus pada para petugas di stasiun ini.
satu jam sudah ku duduk disana dan aku rasa udara malam semakin menusuk tulang belulangku, kucoba bangkit berjalan sepanjang pertokoan dalam peron dan aku memutuskan untuk duduk disatu toko untuk memesan teh hangat dan donat coklat untuk menghangatkan tubuh dan fikiranku.

aku melihat mulai banyak orang yang berlalu lalang untuk menepati jadwal keberangkatan kereta mereka dari stasiun ini. dan kereta mereka datang,
"kereta argo lawu jurusan Yogyakarta akan tiba di peron 3, harap penumpang menunggu di peron 3 dan periksa kembali barang bawaan anda" kata operator stasiun.

aku menikmati setiap detik waktuku di stasiun. melihat gerbong kereta penuh dengan muatan barang. serta gerbong kereta yang membawa tabung bensin besar dari pertamina.
sempat terfikir dalam benakku apakah ini pekerjaan yang setiap hari mereka kerjakan? saat mereka yang tengah asyik terlelap para petugas ini justru harus asyik berkutat dengan dinginnya malam di stasiun menanti kereta dan penumpang yang akan datang maupun pergi.

kulihat waktu telah pukul tiga pagi. namun aku masih enggan beranjak. aku memutuskan untuk tidak jadi mencari penginapan karena memutuskan untuk menikmati suasana stasiun pagi ini. meski dingin semakin mendera indera perasaku dan rasa kantuk membuatku ingin tertidur namun aku tetap tak gentar.

"aku harus tetap terjaga!" benakku.

tak terasa donat coklat dan teh hangat yang ku pesan tadi telah habis. namun aku masih duduk di toko itu.

"dek, dari mana mau kemana?" tanya seorang bapak disebelahku yang sebelumnya telah memesan kopi dan donat.
"saya dari jakarta mau ke wnsb pak. bapak sendiri dari mana mau kemana?" jawabku
"ohh berarti kamu udah sampe dari tadi tengah malem ya? saya juga dari jakarta tp rumah saya deket sini. saya pensiunan, seminggu sekali saya kesini."
"ohh gitu pak. iya pak, ini mau ke terminal tapi nunggu pagi dulu"
"kamu kuliah di wnsb? kamu sendirian naik kereta?" katanya bertanya lagi.
"iya pak kuliah disana. iya saya sendiri, hehe" kataku tersenyum.
"berani banget, saya juga punya anak laki-laki kuliah juga udah semester 3, tapi saya aja yang punya anak laki2 masih suka was-was kalo dia pergi kemana-mana sendiri. ini kamu berani banget sendirian." katanya bercerita.
"hehe ya gak apa-apa lah pak, mumpung masih muda masih bisa kemana2 sendiri ya sendiri aja. kasian ibu kalo saya minta anterin." kataku dengan santainya.
"hehe iya iya bener kamu cari pengalaman ya? tapi yang penting hati-hati soalnya kamu perempuan" katanya tersenyum.

rasa kantuk semakin mendera dan aku memutuskan untuk memesan segelas mocachinno dan donat strawberry untuk menghilangkan rasa kantukku.

"dek, saya Pak Yono nanti kamu kalo mau ke terminal sama saya aja ya. biar dianter bapak ini (katanya mengenalkan supir mobil langganannya) tenang aja bapak ini udah langganan saya. dia pake seragam kok, dia emang tugas disini. jadi kamu ga usah takut."

panjang lebar aku mengobrol dengan pak Yono, hingga tak terasa telah pukul setengah empat pagi. donat strawberry dan mocachinoku telah habis.

"ayo keluar lewat sini." kata pak Yono. awalnya aku menolak ajakan pak Yono untuk mengantarku ke terminal. namun pak Yono memaksa, karena pak Yono hawatir aku ke terminal bus sendirian. sungguh baik pak Yono ini.

"saya sudah mulai susah jalan, maklum sudah tua. jalan juga ngos-ngosan" kata pak Yono sembari berjalan. perawakan pak Yono memang tinggi besar seperti tentara. namun jalannya sudah agak susah, sakit katanya.

aku masuk ke dalam mobil dan duduk di depan.
"kamu duduk aja didepan, kaki saya kepanjangan duduk di depan, biar saya duduk di belakang"
pak supir mengendarai mobilnya menuju terminal. aku dan pak Yono banyak mengobrol di mobil.

setibanya di parkir mobil pribadi terminal pak Yono masih mau megantarku ke dalam terminal dan melihat langsung aku menaiki mikro bus. aku sempat menolak diantar karena aku tau pak Yono akan kesakitan bila berjalan jauh. namun beliau tetap memaksa.jalan dari tempat parkir terminal ke dalam terminal memang cukup jauh. kasihan aku dengan pak Yono melihatnya jalan sembari menahan sakit.

"bus ke wnsb yang mana mas?"
"oh ini pak"

"sini, ini busnya. saya nganter kamu sampe sini aja ya. hati-hati dijalan. kabari saya kalo sudah sampe wnsb" katanya sambil menepuk pundakku.
"Terimakasih banyak ya pak sudah mau anter saya. maaf ya pak saya ngerepotin bapak. nanti kalo sudah sampe saya kabari bapak" kataku sembari pamit dan bersalaman dengan pak Yono.
"Hati-hati nggeh ndok" katanya sambil tersenyum.

aku langsung menaiki bus yang akan membawaku sampai kota wnsb. saat aku lihat ke luar jendela pak Yono telah berlalu. beberapa menit kemudian busku berangkat menuju kota wnsb.

saat ini pak Yono masih sering menanyakan kabarku. dan ia berniat untuk menengokku ke asrama sewaktu-waktu. sampai kapanpun aku tak akan bisa membalas kebaikan pak Yono. dan yang sekarang bisa aku lakukan hanya berdoa kepada-Nya agar beliau diberikan kesehatan dan panjang umur.

meski pertemuanku dengan pak Yono hanya sesaat, namun ini menjadi sebuah pelajaran hidup.pengalamanku kali ini adalah guru yang sangat berharga. ini bukan pelajaran yang bisa aku dapat di sekolah, namun hidup yang mengajarkanku. berbuatlah kebaikan di dunia dengan ikhlas dan tulus untuk bekal di akhirat.

"pak, meski saya ga bisa bales kebaikan bapak, namun saya akan melanjutkan kebaikan bapak kepada orang lain. semoga Allah yang bales kebaikan bapak"

Pertemuan Pembuka Mata Hati

Saat adzan berkumandang aku segera bergegas mengambil air wudhu. Dinginnya air pegunungan membuat aku sedikit menggigil kedinginan, namun itu tidak mengurungkan niatku untuk sholat berjamaah.

Aku segera memakai mukena dan keluar dari kamarku menuruni anak tangga menuju ke mushola di lantai satu gedung asrama. Dan aku tiba tepat sebelum sholat maghrib dimulai.

Aku gelar sajadah tempatku bersujud. Dan sembari menunggu sholat dimulai aku bertemu dengan dua orang anak kecil yang sangat menggemaskan. Mereka hanya melirikku ingin kenal tetapi malu.

Aku coba dekati mereka dan kutanya nama mereka satu persatu. Mereka dengan malu malu menjawabnya. Yap! Lubna dan Dzifro, itu yang aku dengar dari mulut mungil mereka. Kakak beradik anak dari dosen di asramaku. Lubna sekitar umur enam tahun dan Difro sekitar umur empat tahun. Selama ini aku hanya melihat mereka berlarian mondar mandir dan bermain di asrama, namun aku baru mengetahui mereka sekarang.

Ikomat pun berkumandang tanda sholat maghrib dimulai, aku masih melihat Lubna dan Dzifro berlarian kesana kemari di dalam mushola yang cukup luas. Suara tertawa mereka menggema di dalam mushola.

Dengan logat jawa dan mulut mungilnya, Dzifro berkata kepada Umminya "Ummi aku mau sholat. Mukenahnya mana." Dan Umminya menjawab "iya tunggu Ummi ambilkan mukenahnya ya. Kak Lubna juga sholat ya." Lubna memang agak pendiam daripada Dzifro, namun mereka berdua sangat akur.

Subhanallah. Adalah kata yang aku ucapkan saat ia meminta mukenahnya untuk sholat. Dengan serius ia mengikuti Abinya mengimami sholat, meski aku tau ia belum mengerti bacaan sholat. Namun keinginannya untuk sholat adalah hal yang patut diacungi jempol.

Dengan mukenah tanpa sarung dan sajadah birunya yang tentunya sangat kecil ia sholat disamping kananku dan tepat disebelah kiri Umminya. "Allohuakbar" katanya saat takbir sholat. Terkadang ia serius, terkadang ia bertingkah ya selayaknya anak seumurannya.

Saat ruku'; ia ruku', saat sujud; ia ikut sujud, saat tahiyyat ia meluruskan jari telunjuknya, dan saat salam ia pun menglengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Benar-benar menggemaskan tingkahnya. Namun aku tetap harus husyuk menjalankan sholatku.

Selesai salam kami semua berdoa dan melantunkan asmaul husna. Dan subhanallah Lubna dan Dzifro hafal. Aku saja kalah dengan mereka. Selesai sholat aku bercanda dengan Lubna dan Dzifro, senyum dan canda tawa mereka membuat aku bahagia sekaligus kagum.

Awal perkenalanku dengan dua anak shalihah ini membuat aku berfikir, mereka yang belum mengerti apa-apa telah mau menjalankan sholat meski sesuai dengan kemampuan mereka. Namun aku yang telah belajar sholat sedari kecil terkadang masih suka melalaikan sholat. YaAllah ampunilah aku....

Aku bersyukur telah dipertemukan dengan dua anak shalihah ini, mereka telah membuka mata hatiku dengan kesucian dan kepolosan mereka. Semoga kelak mereka menjadi anak yang shalihah dan pintar. InsyaAllah :)

Kamis, 21 Agustus 2014

Iya Kamu!

Hei kamu! Iya kamu.

Kamu tau gak aku itu kangen banget deh sama kamu. Semalem itu aku mimpi ketemu kamu. Aku tau kamu bukan siapa-siapa aku lagi. Tapi anehnya aku masih tetep jaga sayang aku buat kamu.

Kamu.. aku salah gak sih kalo aku suka cemburu sama orang lain disekitar kamu yang bisa bikin kamu senyum? Iya soalnya aku tau aku gak bisa kaya gitu sama kamu. Bahkan buat denger suara ketawa kamu aja ga bisa.

Maafin aku ya kalo selama ini aku cuma jadi beban buat kamu. Meski aku sedih harus ninggalin kamu. Tapi aku percaya kamu bakal bahagia karena kamu gaakan kesel, marah atau BT lagi sama aku. Jadi kamu bisa selalu senyum :')

Melihat kamu orang yang paling aku sayang tersenyum meski bukan karena aku itu menjadi suatu kebahagiaan tersendiri buat aku. Tandanya doa aku selama ini supaya kamu bahagia didengar oleh-Nya.

Terimakasih ya udah bikin aku bahagia. Kamu pernah pesen sama aku kalo aku gak boleh cengeng, tapi aku gagal saat aku tau aku akan kehilangan kamu. Kamu adalah orang yang paling berarti di hidup aku jadi wajar kalo aku nangis saat harus kehilangan kamu lagi.

Tapi meskipun kamu bukan siapa-siapa aku lagi, aku siap kok dengerin keluh kesah kamu. Aku akan jadi penyemangat kamu saat terpuruk. Aku gaakan pergi jauh dari kamu kok. Karena aku tau, hati aku selalu butuh kamu meski kamu ngga perduli sama aku.

Kalo kamu butuh aku, kamu boleh mampir kok keruangan yang dulu pernah kamu tempatin di hati aku. Aku akan menjamu kamu dengan kasih sayang dan perhatian. Kamu boleh menghangatkan jiwa kamu di sofa dekat perapian tempat kita bermanja dulu. Aku akan sediakan pundak untuk kamu bersandar dan cerita sampai kamu tertidur lelap. Tapi sebelum kamu tidur kamu harus janji sama aku saat nanti kamu bangun kamu gak boleh sedih lagi, karena aku paling gak suka liat kamu sedih lagi, Ok? Aku cuma mau kamu bahagia! (ilysm:'))

Reno & Biian Part I


Aku mulai mengikat tali sepatuku dan bergegas untuk berangkat ke sekolah.
Setibanya di sekolah aku bertemu dengan sahabatku Windi,
“eh Biian, udah dateng lo?”
“udah lah Win, kalo belom mah dari tadi gue gak disini.”
“oiyaya,”

Aku duduk di tempat seperti biasa di bangku sebelah kanan berisan kedua dari sebelah kiri. Sejenak ku buka buku yang akan ku pelajari nanti. Lima menit berlalu, ku tolehkan kepalaku ke barisan keempat, tepatnya di tempat duduk nomer tiga.
“kenapa Bian, ko dari tadi kaya orang kebingungan?” Tanya putri, temanku.
“eh, eh, ngga.”

Orang yang duduk di bangku nomer tiga dibarisan keempat adalah Reno. Ya, Reno adalah seseorang yang aku sukai, tidak putih melainkan hitam manis, tidak terlalu tinggi melainkan bisa dibilang aku sebatas telinganya, tidak pendiam melainkan humoris, tidak pelit melainkan royal, tidak biasa saja melainkan istimewa. Ya ia sangat special bagiku tetapi rasa suka itu hanya dapat aku pendam dalam hati saja. Tidak ada satu orangpun yang mengetahui tentang itu termasuk sahabatku Putri dan Windi.

Kubaca kembali buku yang sedang ku baca semenjak tadi. Berkali-kali ku tolehkan kepalaku ke tempat duduk Reno, semenjak tadi aku tidak melihat kehadiran Reno. Tanyaku dalam hati.

Aku kembali ke mejaku dan mengobrol dengan Windi, Putri, dan temanku yang lain. Dan mereka membahas satu bahasan, yaitu “cowok”. Setelah sekian lama aku mendengar perbincangan mereka, Putri mulai bertanya kepadaku
“Bii, kira-kira cowok yang sekarang lo sukain siapa?”
“emmm, gak ada.”
“bohong….”
“bener ko, Put.”
“Oh, yasudahlah.”

Aku mencoba menyembunyikan semua rasaku kepada Reno. Jujur, baru kali ini aku merasakan menyukai dan menyayangi seseorang yang begitu berbeda dimataku seperti Reno. Mungkin inilah cinta yang pertama kali aku rasakan. Tapi sayangnya hal itu malah justru bertepuk sebelah tangan, karena Reno juga tidak mengetahui bahwa aku menyukainya. Mungkin disisi ini aku harus memahami arti dari kesabaran.

“Teeeeeeetttttt .. teeeeet.. teeeeet ..”
Bel masuk kelaspun berbunyi, dan akhirnya aku mulai melihat sosok seorang Reno yang semenjak tadi tidak aku lihat kehadirannya.
Aku duduk sebangku bersama Windi, dan dikelas aku hampir setiap saat melirik bahkan melihat Reno. Waw! Gumamku dalam hati saat melihat sosok seorang Reno yang begitu aku sukai. Hampir setiap saat kelas selalu berisik karena Reno. Berisik, bercanda, dan membuat satu kelas tertawa terbahak-bahak itu semua adalah pekerjaan Reno sehari-hari. Hal itu yang sungguh aku sukai dari Reno.
“anak-anak, hari ini ibu mengadakan ulangan yang ibu janjikan kemarin.”
“yaaaaaaaaaahhhh, ngga bisa diundur lagi bu ulangannya” sahut Dino.
“tidak Dino..”

Beberapa menitpun berlalu, dan tiba-tiba terdengar suara handphone. Ternyata itu bunyi teepon guruku. Dan guruku segera keluar kelas untuk menerima telpon. Mulailah seorang Reno beraksi.
“psst.. psst.. Dino Dino .. nomer 7 ampe 9 dong.”
“Lo mao nyontek apa ngerampok, No? nih A, D, C.”

Setelah itu aku melihat sosok Reno berjalan menuju bangku kosong yang ada dibelakangku. Setelah itu ternyata dia menyontek jawabanku secara diam-diam.
“Reno! Lo ngapain? Lo nyontek jawaban gue ya?!” gretakku tegas
“Stttttt!! Bii, diem dong. Gua bingung nih. Lo tau sendiri gue gimana. Kasih tau dong.”
“apaan sih lo Ren, nggak nggak!!”

Karena perkelahian itu, iba-tiba guruku datang dan memarahi aku dan Reno.
“Bian! Reno! Ngapain kamu berdua. Berisik dan mengganggu konsentrasi teman kalian yang sedang mengerjakan ulangan.” Omel guruku.
“ini inih Bu, Reno nyontek jawaban saya.”
“benar itu Reno?”
“ngg.. ngga Bu. Bii, lo diem dong!” Reno berbisik padaku
“Bian, Reno karena kamu berdua telah berisik dan mengganggu teman yang lain, sekarang kalian berdua keluar dan tidak boleh mengikuti ulangan pelajaran Ibu.”
“Bu, tapi ini semua kan salah Rrr…”
“sudah cukup, Ibu tidak mau mendengar alasan dan penjelasan kalian berdua.

Akhirnya aku keluar bersama Reno. Meskipun aku menyukai Reno, tapi aku cukup kesal atas perlakuan Ibu Ratih dan Reno. Aku mulai memasang tampang bosan dan kesal.
“Bii, maafin gue ya, gara –gara gue lo jadi gak boleh ikut ulangan lagi.” Kata Reno merasa bersalah
“udah, Ren. Namanya juga musibah, nggak apa-apa kali.” Kataku sabar
“maafin gue ya. Emm gimana sebagai permintaan maaf gue, lo gue traktir makan istirahat ini. Tapi berdua aja, Mau nggak? Mau yaaa, pliiss?”
“engga usah Ren. Ngerepotin.”
“pliss Bii, mau yaa.”
“yaudah liat nanti aja.”
“siplah, makasi ya.”
“iya.”

Hah! Apah! Ini serius? Yakin? Masa sih? Apa, aku diajak makan siang bareng bersama Reno orang yang aku suka? Sungguh aku tidak pernah menyangka bahwa akn jadi seperti ini. Aku sangat senang sekali, rasanya ingin terbang tinggi. Huuuufhht.

Waktu istirahatpun tiba,
“Bii, gimana sih lo, ko lo bisa- bisanya disuruh keluar sama Bu Ratih.” Kata Windi ikut kesal
“itutuh gara-gara si Reno. Ngeselin banget Win,”
“wahh, perlu gue kasih pelajaran tuh cowok! Masa gara-gara dia, sahabat gue jadi kaya gini sih! Ihh!”
“eits! Eits! Eits! Win, Win, Win tunggu dulu. Dia itu tadi udah minta maaf sama gue. Dan sebagai permintaan maaf dia gue itu diajak dan ditraktir makan siang hari ini. Tapi gue gak tau mau apa nggak,”
“hah! Apa Bii? Lo ditraktir makan sama Reno? Waahh kesempatan bagus ni. Hahaha.” Kata Putri kaget.
“ya tapi kan gue gak tau mau apa nggak Put,”
“ih, lo mau aja Bii, sekalian nanti kita ikut.”
“nah Dari itu Put, Win. Gue bingung. Soalnya dia ngajak gue makan berdua aja. Gue nggak mau ah,”
“apa Bii? Berdua? Gila lo si Reno maunya berdua aja.” Sahut Windi sewot
“udah lah Win, Put gue gak mau. Biar nanti gue bilang sama Reno”
“yaudah Bii, itu semua sih terserah lo. Kan lo yang diajak makan. Kita sih ngga apa-apa gak diajak. Kan itu juga sebagai permintaan maaf Reno sama lo. Iya gak Put,” kata Puti meng-iyakan.

Setelah berdebat cukup lama ahirnya aku memutuskan untuk tidak menuruti ajakan Reno. Meski agak sedikit merasa takut mengecewakan Reno, tapi aku yakin Reno pasti tidak akan marah padaku.

Setelah bel selesai istirahat berbunyi, Reno menghampiriku, jantungku berdegup ccepat dan ia bertanya
“Bii, knapa tadi lo gak dateng? Lo gak suka gua traktir makan? Apa lo gak mau maafin gue?”
Sejenak aku diam dan menjawab
“sorry ya Ren, bukannya gitu. Tapi gue gak enak kalo makan cuma berdua sama lo, udah gitu privasi banget. Gue risih, Ren. Maafin gue ya?”
“iya gapapa Bii, tapi kapan kapan lo mau kan makan bareng berdua sama gue?”
“nanti ya Ren kalo ada waktu.”

Sembari menjawab akupun langsung berjalan menuju tempat duduku. Yah, memang agak mengecewakan. Tapi ya tak apa apa lah, Reno juga pasti paham.

Bel pulang sekolah berbunyi, dan kebetulan hari ini aku harus ke toko buku karena ada tugas yang akan aku kerjakan dibuku tersebut.