Kamis, 11 Desember 2014

sang penulis

sore itu dipinggir sungai, kau keluarkan sebuah korek api bergambar dua mata. aku tahu kau ingin merokok.
"tunggu!" tahanku saat kau akan memantikkan api dari korek itu untuk menyalakan sebatang rokok yang telah kau jepit di bibirmu.

kau melihatku dengan agak terheran sambil melepas sepuntung rokok yang belum kau bakar dari mulutmu.
"kau tau korek ini? aku tahu kau adalah penulis hebat. dan sebagai penulis yang hebat, aku memberikanmu tantangan. bisakah kau buat sebuah cerita tentang korek ini? karena aku sudah bosan dengan cerita-cerita usang yang kau tempel di mading kampus."

sambil terdiam kau memandang korek itu, dan
"korek.... oke, akan ku buat" jawabmu yakin.

kulihat kau mencatat sesuatu di buku note-mu. banyak sekali tema tulisan yang akan kau buat termasuk 'korek' yang baru saja kau tulis dengan pena birumu.

"oke akan ku buat cerita ini, tunggu cerita itu di mading."

selang beberapa hari, tanpa sengaja kulihat mading kampus yang sudah berganti tema. dan yap, tulisanmu terpampang di mading. dan _"korek api yang jatuh cinta pada tuannya"_ adalah judul tulisanmu.

dengan seksama kubaca tulisan itu. kata per kata, kalimat per kalimat, hingga pada akhirnya tulisanmu telah selesai kubaca.

"Sepertinya aku memang harus mengabadikan diriku menjadi sosok korek api yang selalu engkau bawa di dalam ranselmu yang bergambar dua mata itu, menunjukkan padamu bahwa aku siap melakukan apapun untuk kebahagiaanmu. Aku akan menjadi korek api yang telah jatuh cinta kepada tuannya." kata itu adalah yg aku kutip dari tulisanmu.

dan kali ini kau berhasil menyelesaikan tantanganku, dan ku akui kau memang sang penulis hebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar