Saat adzan berkumandang aku segera bergegas mengambil air wudhu. Dinginnya air pegunungan membuat aku sedikit menggigil kedinginan, namun itu tidak mengurungkan niatku untuk sholat berjamaah.
Aku segera memakai mukena dan keluar dari kamarku menuruni anak tangga menuju ke mushola di lantai satu gedung asrama. Dan aku tiba tepat sebelum sholat maghrib dimulai.
Aku gelar sajadah tempatku bersujud. Dan sembari menunggu sholat dimulai aku bertemu dengan dua orang anak kecil yang sangat menggemaskan. Mereka hanya melirikku ingin kenal tetapi malu.
Aku coba dekati mereka dan kutanya nama mereka satu persatu. Mereka dengan malu malu menjawabnya. Yap! Lubna dan Dzifro, itu yang aku dengar dari mulut mungil mereka. Kakak beradik anak dari dosen di asramaku. Lubna sekitar umur enam tahun dan Difro sekitar umur empat tahun. Selama ini aku hanya melihat mereka berlarian mondar mandir dan bermain di asrama, namun aku baru mengetahui mereka sekarang.
Ikomat pun berkumandang tanda sholat maghrib dimulai, aku masih melihat Lubna dan Dzifro berlarian kesana kemari di dalam mushola yang cukup luas. Suara tertawa mereka menggema di dalam mushola.
Dengan logat jawa dan mulut mungilnya, Dzifro berkata kepada Umminya "Ummi aku mau sholat. Mukenahnya mana." Dan Umminya menjawab "iya tunggu Ummi ambilkan mukenahnya ya. Kak Lubna juga sholat ya." Lubna memang agak pendiam daripada Dzifro, namun mereka berdua sangat akur.
Subhanallah. Adalah kata yang aku ucapkan saat ia meminta mukenahnya untuk sholat. Dengan serius ia mengikuti Abinya mengimami sholat, meski aku tau ia belum mengerti bacaan sholat. Namun keinginannya untuk sholat adalah hal yang patut diacungi jempol.
Dengan mukenah tanpa sarung dan sajadah birunya yang tentunya sangat kecil ia sholat disamping kananku dan tepat disebelah kiri Umminya. "Allohuakbar" katanya saat takbir sholat. Terkadang ia serius, terkadang ia bertingkah ya selayaknya anak seumurannya.
Saat ruku'; ia ruku', saat sujud; ia ikut sujud, saat tahiyyat ia meluruskan jari telunjuknya, dan saat salam ia pun menglengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Benar-benar menggemaskan tingkahnya. Namun aku tetap harus husyuk menjalankan sholatku.
Selesai salam kami semua berdoa dan melantunkan asmaul husna. Dan subhanallah Lubna dan Dzifro hafal. Aku saja kalah dengan mereka. Selesai sholat aku bercanda dengan Lubna dan Dzifro, senyum dan canda tawa mereka membuat aku bahagia sekaligus kagum.
Awal perkenalanku dengan dua anak shalihah ini membuat aku berfikir, mereka yang belum mengerti apa-apa telah mau menjalankan sholat meski sesuai dengan kemampuan mereka. Namun aku yang telah belajar sholat sedari kecil terkadang masih suka melalaikan sholat. YaAllah ampunilah aku....
Aku bersyukur telah dipertemukan dengan dua anak shalihah ini, mereka telah membuka mata hatiku dengan kesucian dan kepolosan mereka. Semoga kelak mereka menjadi anak yang shalihah dan pintar. InsyaAllah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar