sore ini langit tidak hujan. cuacapun menjadi hangat. ditemani secangkir kopi chocochino ku pasang headset di kedua telingaku.
kali ini aku mulai terbiasa dengan kesendirianku. i enjoy by my self. iya dengan kesendirian ini aku kembali menyayangi diriku sendiri. menikmati indahnya hari bersama diriku sendiri. menikmati kebahgiaan ini bersama diriku sendiri.
"lu jangan suka sama gue, hati gue masih berantakan, biar gue rapihin dulu baru lu masuk"
"mendingan gini aja. gue masuk terus gue bantuin lu rapihin hati lu yang berantakan, gimana?"
pertemuan singkat berawal manis bagai chococino. pendekatan yang mengalun bagai musik yang ku dengar sekarang.
move on, move up.
mungkin ada hari dimana aku akan kembali membuka hati yang telah sekian lama ku tutup. akan ada hari dimana ada seseorang yang menyayangi diriku lebih dari yang lalu. dan akan ada hari dimana aku bersanding dengannya.
namun tidak untuk kali ini.waktunya belum tepat untuk membuka pintu itu sekarang. menghilangkan perasaan yang telah mengukir di hati itu tak semudah menghentikkan ibu jari dan telunjuk.
ini bukan soal dia cantik atau tampan, bukan soal dia kaya apa miskin. ini soal kenyamanan, kenyamanan saat aku bersamanya adalah yang paling aku rindukan. rasa nyaman adalah hal yang paling sulit didapatkan.
mungkin menanam benih itu mudah, namun saat benih itu tumbuh saat yang paling sulit adalah menjaganya. menjaganya dari terpaan angin dan hujan. kali ini aku belum siap menanam kembali karena benih yang waktu itu telah menjadi pohon besar telah runtuh.
tapi dengan runtuhnya pohon itu tak membuat hatiku menjadi gersang. namun itu membuat aku mengolah kembali hatiku agar saat ada benih yang tumbuh kembali dihatiku menjadi kokoh dan tidak runtuh diterpa angin dn hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar