Sabtu, 20 Januari 2018

Rindu, kali ini kau akan ku jamu.

ah, ku benci menceritakan keadaanku saat ini. bagaimana rindu mulai bertingkah lagi. oh rindu, tak puaskah kau menambah daftar panjangku untuk terus menulis dan menulis? bagaimana bisa begitu saja kubiarkan kau merasuk dalam lamunanku dan menambah durasinya?
oke baiklah, hari ini kau akan ku jamu.

kupersilahkan rindu mampir setelah lenyap dalam persembunyiannya beberapa waktu lalu. kini rindu ku persilahkan saja masuk untuk mengingat kembali rasa manusiawi yang mulai tak terasah lagi. setelah berusaha untuk tak perduli dengan Dia, kini ada bagian kecil ingatan yang meletup seperti kembang api. bagaimana aku jadi tersenyum bodoh saat aku mengingatnya. sudah berusaha ku palingkan, tapi tak mau hilang juga. hahaha kau hebat ya rindu?
waktu itu, ia berada di hadapanku, hanya fokus dengan gadgetnya tanpa perduli aku yang ada dihadapnya. lama juga ku tatap wajahnya, hingga ku kesal dan ku rebut gadgetnya. dalam lamunanku saat itu, hilang konsentrasiku dibuatnya. betapa menatapnya tanpa berbuat apa-apa menjadi semenyenangkan ini. ku lihat dengan seksama wajahnya, bagaimana mata itu pernah berbinar saat menatapku, alisnya yang rapi, hidungnya yang pesek, bibirnya yang terdapat bekas luka, dagunya yang terbelah, telinganya, bahkan butir peluh yang mengalir di keningnya membuatku merasa berada di dimensi yang berbeda. aku ingat persis bagaimana jari dan bentuk kukunya, bekas luka ditangannya, kulitnya yang tidak lebih putih dariku, bagaimana ia menggenggam tanganku di motor setelah kedatanganku dari luar kota.... oh Tuhan, Aku mencintainya!
oh Tuhan, aku sangat mencintainya...
aku tak bisa berpaling dari senyumnya, bahkan amarahnya saja bisa jadi hal yang paling menggemaskan buatku. bagaimana gelak tawa itu melemahkanku, kata-katanya menetralkan jiwaku. aku seperti terkena serangan jantung mendadak saat diam-diam ia menjatuhkan pandangannya padaku dan ketahuan. aku memaksanya untuk berhenti menatapku seperti itu. karena sungguh, nanti aku tak akan pernah bisa berpaling!
oh rindu, ini sudah keterlaluan... bagaimana dengan santainya kau melucuti satu persatu perisaiku? jangan buat aku goyah dengan ingatan pribadiku! jangan paksa aku membuka hal yang ku tutupi rapat-rapat. aku tak suka dipaksa seperti ini! tapi kau benar-benar gila, rindu! kau membuatku menikmati durasi yang memalukan ini! kau membuatku lemah kali ini. baik rindu, aku kalah..
kuceritakan lagi bagaimana rindu memaksaku untuk menikmati datangnya. sebagaimana kedatangan sosoknya juga adalah hal yang paling aku nantikan saat aku pulang. kepenatan aktifitas diluar kota yang aku lalui tanpanya membuat pertemuan adalah hal yang paling kunantikan. karena meski menikmati waktu dengannya di lantai lima supermall tanpa membahas apa-apa bisa jadi hal yang paling membahagiakan. hahaha! oh Tuhan.. aku mencintainya! sungguh, aku mencintainya! tak bisa ku ceritakan lagi bagaimana ia menguras habis ingatanku.
aku hanya ingin memutar ingatanku satu persatu, sedikit demi sedikit. agar ingatan ini tak lekas habis dan kemanusiaanku mati begitu saja. terbersit dalam fikirku, apakah ia yang akan selalu menempati ruang rinduku disisa akhir hidupku atau bukan? tapi.. setidaknya saat ini telah kutuliskan satu dari banyak cerita jamuan rindu yang disajikan. agar kelak, ia pernah tau bahwa akan ada selalu seseorang yang mencintainya meski dalam diamnya. ada seseorang yang selalu menjamu rindu meski ia pandai menyembunyikannya darimu. tulisan ini sebagai pengingat, bahwa pernah ku jamu rindumu dengan baik sebagaimana ku jadikan kamu sosok yang selalu tersimpan rapi dalam baris-baris memori dan tulisanku.

oh Tuhan, terimakasih telah membuat aku mencintainya, dan memberiku kesempatan menjadi bagian dari tawa dan rindunya. semoga ini akan selamanya menjadi bagian dari hidupku. jika nanti saat aku tiada, sampaikan padanya bahwa aku pernah menjamu rindunya, dan aku juga sangat mencintainya. terimakasih Tuhan, aku sangat mencintainya..

20/1/18
dsw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar