Kamis, 18 Januari 2018

Aku, bagian rindumu.

hatiku kembali patah dan rasanya seperti dijajah. hidup yang ku susun baru setiap lembarnya kembali terburai dan berserakan. semuanya berantakan hanya karena satu kalimat 'rindu'. pertahananku luluh lantah dan aku jadi lemah. meski selalu ada di dimensi berbeda, kita masih tetap saja sama. setia seperti itu. merindu tak tahu waktu. dan mencinta tanpa jeda.
ada masanya kau akan melihat sosok yang 'lebih' segalanya dariku, tapi tetap saja ia tak akan bisa jadi 'aku'. itu mungkin alasan kau sering pulang, bukan karena rindu, tapi karena belum menemukan yang tepat selain aku. pelukku masih hangat seperti biasa, tapi aku enggan menghangatkan hati lain selain kamu. aku tak pernah menyesali keputusanku memilihmu, meski pilihan ini menjatuhkanku berkali-kali. aku bersedia memaafkan, bahkan aku masih bersedia membendung sejuta air mata yang akan tumpah nantinya. karena aku percaya, hujan tak selamanya turun bukan?
nyatanya kita bukan membenci hujan, hanya saja membenci kedatangannya yang sering tidak tepat. sama ketika kau pulang membawa rindu. aku tak pernah membenci kamu, hanya saja ku benci kedatangan rindumu yang tak pernah tepat. bagaimana aku bisa membencimu sedang aku begitu menyayangimu? bagaimana juga aku bisa menyakitimu sedang aku juga perindu setiamu? tenang, aku tak sejahat itu.
pun begitu halnya ketika rindu datang mengoncang harimu dan aku iseng mampir datang ke kimpimu. aku juga rindu sepertimu, hanya saja aku lebih pandai menyembunyikannya darimu. tak jarang kau juga sering mampir dimimpiku, atau senyummu menambah durasi lamunanku. bisa dibilang sering, tapi aku enggan menyampaikannya padamu. hingga yang mungkin kau tau, aku tak pernah merindukanmu.
aku sungguh paham bagaimana kekamuanmu, hingga aku tak mampu untuk pura-pura tak mengetahuinya. dipaksa melupa rasanya bagai melupa diriku sendiri, bahkan jika diibaratkan teriris pisau saja aku pasti masih ingat bentuk dan rasa sakitnya. yang bisa aku lakukan hanya berpura-pura tak perduli lagi, berpura-pura tak ingin tahu lagi. karena hanya itu yang bisa menghindarkanku dari sakitnya patah dan dijajah rindu. rindu memang akan terasa lebih pahit ketika aku mulai tak perduli, tapi aku yakin pahit ini akan terasa manis nantinya.
aku masih diiringi beribu ketakutan, yang paling parah adalah kehilangan. kamu bagai diriku, separuh jiwaku yang aku kenal setiap seluk beluknya. seolah hanya aku yang tau siapa kamu sesungguhnya. kamu begitu pandai memahamiku hingga aku bisa mengenalimu dengan penuh. di tatap matamu yang selalu kau palingkan dariku, atau langkahmu yang selalu mendahuluiku, ku tahu sisi hati kecil itu amat menyayangiku. aku bisa rasakan itu. bagaimana aku bisa tahu? tentu, karena aku pernah menjadi bagian dari hidupmu.
cinta memang bodoh bukan? bahkan sampai saat ini pun cinta masih enggan sepaham dan berdamai dengan logika. logika tak pernah terima bagaimana cinta membutakan kenyataan. bahkan cinta pun tak pernah terima logika mengingkari rasa cinta. sama seperti aku yang tetap ngeyel mempertahankan cinta sedang logika terus menyumpah 'dasar bodoh! nanti juga kau patah lagi!'. logika tak akan pernah terima keputusanku untuk tetap mencintaimu, hingga ku singkirkan perlahan logikaku demi mencintaimu. sungguh kau adalah yang nomer satu, sedangkan aku adalah yang kedua. kadang aku hanya bisa lebih perduli dengan dirimu dibanding aku sendiri. sampai-sampai aku tak kenal siapa aku, aku tak tahu mengapa kulakukan ini berkali2 hanya untuk membahagiakanmu sedang ku tahu aku begitu menderita dibuatnya. aku rela menahan isak tangis dan suara parau ku hanya untuk melihat kau tertidur nyenyak siang itu. aku rela memperbaiki diriku hanya untuk kau hancurkan lagi. karena aku sadar begitulah aku seharusnya, menjadi seseorang yang rela mengorbankan apa yang aku mampu demi kebahagiaanmu.
aku belajar semua itu darimu, dengan cintamu aku tau arti disayangi dengan tulus, begitu dilindungi dan dikasihi. karena sungguh, banyak pengorbanan yang telah kau lakukan hanya untukku jauh sebelum aku melakukan ini dan itu. karena kau yang menbuat aku tak kenal menyerah, karena kau yang membuat aku jadi singa betina yang bangun dari tidur siangnya.
di alam liar, singa betina-lah yang memangsa buruannya. sedang sang jantan hanya duduk santai menanti betina membawa daging buruan. kau telah menjadi raja di savana ku, yang setia menunggu kepulanganku dibawah pohon yang rindang. karena kamu, aku telah menjadi singa betina si pemburu. aku akan bertahan, aku akan berusaha hingga buruanku dapat ku taklukan.
tapi kau tahu kan alam liar itu kejam? siapa yang kuat ia yang bertahan. buktinya adalah kecerdikan waktu yang mengikis keyakinan untuk tetap tinggal dan bertahan. waktu terus berlari hingga aku sulit mengejar inginku dan waktu mengikis semangatku. aku letih dibuatnya, aku lengah dibuatnya. tapi waktu membuat aku belajar untuk bersabar. menanti dan menanti. karena aku percaya penantian dan kesabaran pasti akan berbuah hasil.
yang kutahu, kini kau akan tetap jadi singa pejantan yang setia dibawah pohon savanaku. menunggu dan menanti aku pulang. meski aku tak bisa mempersembahkan rindu yang ku sembunyikan dari balik ilalang. kau akan jadi penghuni setia, yang selalu merindukan hangatnya peluk yang ku beri setiap harinya. meski aku patah berkali-kali, aku akan terus belajar. aku tak perlu jadi terkuat atau terhebat, karena alam dengan sendirinya akan meyeleksi siapa yang kuat bertahan. dengan cinta yang ku punya, akan kujadikan diriku peluk yang selalu kau rindukan. karena memang begitu seharusnya, menjadi bagian dari dirimu yang selalu kau rindukan.

18/1/17
dsw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar