Rabu, 24 Januari 2018
garis waktu
sebelumnya, aku tak pernah mengerti bagaimana garis waktu mengubah hidupku. buku Fiersa Besari bisa membawaku kepada perasaanku yang lebih dalam, hanya saja Bung Fier lebih cerdas menyampaikannya.
pada satu tulisan di bukunya, ia menulis "karena sekuat apapun hati menyangkal sesuatu yang dikatakan oleh hati, sekuat itu pula hati kita berusaha untuk mendesak"
benar adanya, garis waktu pada bukunya telah membawaku tenggelam dalam lamunanku sendiri. aku sadar betapa hatiku tak bisa lagi untuk bilang aku tak rindu, aku tak cinta, aku bisa, padahal kenyataannya hatiku sendiri menyangkal itu. aku seperti menbohongi diriku sendiri. tapi aku mulai bisa memahami diriku. aku enggan membohongi diriku untuk kesekian kali.
saat ini aku lebih memilih untuk diam daripada mengungkapkan. karena nyatanya, hati yang tepat akan selalu tahu bagaimana keadaan pecintanya. aku tak pernah merasa bodoh dalam penantian, sungguh. karena menanti memang ditujukan untuk orang-orang yang kuat. dan aku merasa mampu melakukan itu. tak satu dua menanyakan hal serupa padaku, bagaimana aku begitu tenang dan kuat dalam penantian. mereka hanya tidak tahu kebohongan yang ingin ku ucapkan. aku hanya ingin jujur pada diriku sendiri. aku ingin mencintai diriku sendiri.
ku katakan pada penanya, bahwa penantian itu memang ditujukan untuk orang kuat. hatiku berkata demikian, dan aku yakin atas pilihan hatiku. meski kadang waktu memaksa untuk memberontak tapi nyatanya hati hanya lelah menahannya sendirian. kini ku katakan cukup pada kebohongan, resiko pecinta memang begitu berada dalam sebuah ketidak pastian.
biarkan aku menikmati garis waktuku sedikit lagi, agar kau tahu ada hati yang bersedia menuliskan nama dan ceritamu dalam garis waktunya.
Minggu, 21 Januari 2018
target ibu, S2. targetku, nikah. sama siapa tapi? wkwk 😂
ibuk: "mbak, kamu kalo bisa umur 25 tahun udah S2 ya?"
w: "lah, ibuk.. aku kuliah duit dari mana? masa kuliah mulu. nanti aku ga punya pengalaman."
ibuk: "kata Abah, Allah akan meningkatkan derajat orang yang berilmu. uang ngga usah dipikir. rezeki mah urusan Allah."
w: "yaah, terus aku nikahnya gimana? targetnya kan sebelum 25 tahun nikah."
ibuk: "ya tadi kan ibuk bilang, rezeki itu urusan Allah. emang jodoh bukan rezeki? udah percaya aja Allah kasih sesuai sama rencananya. Allah kasih pake waktu Allah. ngga usah pusing ah! nanti juga dateng."
w: "hahaha, iya juga sih buk. tapi gimana ya..."
ibuk: "ibuk percaya kamu mampu, kamu emang dipersiapkan bukan untuk saat ini tapi beberapa tahun kedepan. ibuk tau kemampuan kamu, selagi kamu masih semangat, ibu masih bisa cari duit. ayo kuliah terus! cari ilmu sebanyak-banyaknya. ngga ada yang salah kok. nanti kamu bisa jadi dosen, ngajarin ilmu sama muridmu, nanti muridmu nulungi uwong sakit, kowe entok pahalane. atau jadi bidan rumah sakit, atau buka klinik. terserah sing penting ngga melanggar syariat yang diajarkan agama."
w: diem..
ibuk: "ya? umur 25tahun S2 ya?"
w: "drpd ibu nguliahin s2 mending nikahin aku dulu biar ada yang jagain"
ibuk: "sama siapa? orang yang nembung kamu aja belom ada... yeee 😒
w: "alah ibuuk" *manja2 jijik* 😂
21/1/18
dsw
Sabtu, 20 Januari 2018
Rindu, kali ini kau akan ku jamu.
ah, ku benci menceritakan keadaanku saat ini. bagaimana rindu mulai bertingkah lagi. oh rindu, tak puaskah kau menambah daftar panjangku untuk terus menulis dan menulis? bagaimana bisa begitu saja kubiarkan kau merasuk dalam lamunanku dan menambah durasinya?
oke baiklah, hari ini kau akan ku jamu.
kupersilahkan rindu mampir setelah lenyap dalam persembunyiannya beberapa waktu lalu. kini rindu ku persilahkan saja masuk untuk mengingat kembali rasa manusiawi yang mulai tak terasah lagi. setelah berusaha untuk tak perduli dengan Dia, kini ada bagian kecil ingatan yang meletup seperti kembang api. bagaimana aku jadi tersenyum bodoh saat aku mengingatnya. sudah berusaha ku palingkan, tapi tak mau hilang juga. hahaha kau hebat ya rindu?
waktu itu, ia berada di hadapanku, hanya fokus dengan gadgetnya tanpa perduli aku yang ada dihadapnya. lama juga ku tatap wajahnya, hingga ku kesal dan ku rebut gadgetnya. dalam lamunanku saat itu, hilang konsentrasiku dibuatnya. betapa menatapnya tanpa berbuat apa-apa menjadi semenyenangkan ini. ku lihat dengan seksama wajahnya, bagaimana mata itu pernah berbinar saat menatapku, alisnya yang rapi, hidungnya yang pesek, bibirnya yang terdapat bekas luka, dagunya yang terbelah, telinganya, bahkan butir peluh yang mengalir di keningnya membuatku merasa berada di dimensi yang berbeda. aku ingat persis bagaimana jari dan bentuk kukunya, bekas luka ditangannya, kulitnya yang tidak lebih putih dariku, bagaimana ia menggenggam tanganku di motor setelah kedatanganku dari luar kota.... oh Tuhan, Aku mencintainya!
oh Tuhan, aku sangat mencintainya...
aku tak bisa berpaling dari senyumnya, bahkan amarahnya saja bisa jadi hal yang paling menggemaskan buatku. bagaimana gelak tawa itu melemahkanku, kata-katanya menetralkan jiwaku. aku seperti terkena serangan jantung mendadak saat diam-diam ia menjatuhkan pandangannya padaku dan ketahuan. aku memaksanya untuk berhenti menatapku seperti itu. karena sungguh, nanti aku tak akan pernah bisa berpaling!
oh rindu, ini sudah keterlaluan... bagaimana dengan santainya kau melucuti satu persatu perisaiku? jangan buat aku goyah dengan ingatan pribadiku! jangan paksa aku membuka hal yang ku tutupi rapat-rapat. aku tak suka dipaksa seperti ini! tapi kau benar-benar gila, rindu! kau membuatku menikmati durasi yang memalukan ini! kau membuatku lemah kali ini. baik rindu, aku kalah..
kuceritakan lagi bagaimana rindu memaksaku untuk menikmati datangnya. sebagaimana kedatangan sosoknya juga adalah hal yang paling aku nantikan saat aku pulang. kepenatan aktifitas diluar kota yang aku lalui tanpanya membuat pertemuan adalah hal yang paling kunantikan. karena meski menikmati waktu dengannya di lantai lima supermall tanpa membahas apa-apa bisa jadi hal yang paling membahagiakan. hahaha! oh Tuhan.. aku mencintainya! sungguh, aku mencintainya! tak bisa ku ceritakan lagi bagaimana ia menguras habis ingatanku.
aku hanya ingin memutar ingatanku satu persatu, sedikit demi sedikit. agar ingatan ini tak lekas habis dan kemanusiaanku mati begitu saja. terbersit dalam fikirku, apakah ia yang akan selalu menempati ruang rinduku disisa akhir hidupku atau bukan? tapi.. setidaknya saat ini telah kutuliskan satu dari banyak cerita jamuan rindu yang disajikan. agar kelak, ia pernah tau bahwa akan ada selalu seseorang yang mencintainya meski dalam diamnya. ada seseorang yang selalu menjamu rindu meski ia pandai menyembunyikannya darimu. tulisan ini sebagai pengingat, bahwa pernah ku jamu rindumu dengan baik sebagaimana ku jadikan kamu sosok yang selalu tersimpan rapi dalam baris-baris memori dan tulisanku.
oh Tuhan, terimakasih telah membuat aku mencintainya, dan memberiku kesempatan menjadi bagian dari tawa dan rindunya. semoga ini akan selamanya menjadi bagian dari hidupku. jika nanti saat aku tiada, sampaikan padanya bahwa aku pernah menjamu rindunya, dan aku juga sangat mencintainya. terimakasih Tuhan, aku sangat mencintainya..
20/1/18
dsw
Biarlah AKU saja
jika kau tidak mampu, biarlah aku saja.
biarlah aku saja yang jadi benteng pertahanan. biarlah aku saja yang jadi perisai anti badai. biarlah aku saja yang menjadi garda depan perlindungan.
kau tau mengapa, karena aku sumber lemahmu!
aku yang menjadikan hidupmu porak poranda akhir-akhir ini. aku sadar itu. tapi kau masih saja tak mampu, untuk berbuat sesuai logikamu.
jika begitu, biar aku saja.
biar aku saja yang menarik diri dari hadapanmu, menjauh dan tak lagi bisa terjamah olehmu. anggap saja aku tega, biarlah aku menangis hari ini supaya kau dapat pelajaran bahwa hati ini tak seharusnya kau perlakukan begini. bahwa harusnya cinta tak kau jadikan hal yang semena-mena dipermainkan. sungguh, ini hanya masalah waktu yang akan menguatkan.
biarlah aku yang jadi benteng pertahanan agar tak lagi kau ucap rindu padaku. biarlah aku yang jadi garda terdepan agar bukan aku yang kau jadikan tempat berkeluh kesah. kali ini aku tak mau lagi, MENJADIKAN KAMU LEMAH seperti hari yang lalu!
jadilah lelaki kuat, yang tak lagi membuat aku menangis karenamu! pergilah! cari ridho Allah dimanapun berada! jadilah manusia lebih baik, karena memang kau HARUS jadi lebih baik!
percayalah, setelah tangis yang kau buat siang itu, aku tak lagi ingin meneteskannya untuk kesekian kalinya hanya untukmu. aku lelah, aku menyerah. aku tak ingin lagi jadi sumber kelemahanmu, karena AKU TAK SEPANTASNYA KAU PERLAKUKAN BEGITU. aku pantas kau jadikan PENGUATMU, BUKAN kelemahanmu! dan aku ingin menjadi pelindung diriku sendiri, dari semua kekamuanmu.
selepasnya, aku akan menghindar. menjadikan kebiasaan kita hanya sepantasnya. menjadikan kamu dan aku hanyalah dua orang biasa yang biasa saja. karena kamu masih tak bisa, menjadikan aku yang pantas dipertahankan atau tidak. jika kau ragu, aku saja yang melepaskan diriku darimu. Agar kau tahu TAK SEPANTASNYA AKU DIPERLAKUKAN BEGITU.
20/1/18
dsw.
hanya butuh Rabb-ku
apa yang ku sebut kedamaian dalam jiwaku, jika kau masih hadir dan ingin terus dijamu olehku? aku bisa jadi sosok yang berbeda sekarang, yang tak pernah berusaha untuk melupakanmu tapi berusaha untuk sekedar tidak perduli padamu. sungguh, waktu akan menguatkanmu. jika sedikit saja kau beri waktu untuk mengabaikanku. aku mencoba menjauh, pergi, dan berusaha tak kembali. bukan karena aku kuat, aku hanya ingin menjadikan KITA lebih kuat dari sebelumnya.
keluh yang hadir padaku karena kau butuh, hampa yang datang karena aku tak lagi ada, atau sendu yang hadir selalu saat kau rindu-itu bukan lagi hal yang biasa sekarang. kau sudah sering terabaikan olehku, sadarkah? kau juga sering mengabaikanku. lantas apa sulitnya kita untuk sama-sama diam ditempat dan mencoba untuk tenang saat ini?
aku sudah berusaha untuk berdamai pada rindumu yang selalu datang padaku. itu manusiawi buatku. tapi kau akan selalu jadi seperti ini jika aku masih disini. aku ingin kau jadi lebih baik, lebih, dan lebih seperti inginmu-yang tentunya tanpa keberadaanku. lepaskanlah saja aku, seperti pintaku dulu. agar kau tak sulit menjalani hidup yang terus berlalu. agar bayangku tak selalu membersamai langkahmu.
aku tak bisa menjamin apa yang ada didepanku, dan aku tak lagi ingin menangisi kamu seperti hari yang lalu. aku sadari, kehadiranmu bukanlah sesuatu yang patut ditangisi kesedihan..
kelak, ada masanya kau sambut air mataku dengan bahagia. dihadapanmu, hingga merasuk dalam jiwamu. yaitu waktu saat kau ikrarkan janji seumur hidupmu padaku. akankah AKU? sungguh, aku tak tau.
kita hanya butuh waktu, untuk bersabar lebih dari hari biasanya. kita hanya butuh waktu, untuk lebih kuat daripada yang lainnya. kita hanya butuh do'a dan sajadah untuk berkeluh kesah, karena aku tahu Allah tak pernah alpba mendengar doa kita..
jadilah pendo'a setia, yang lebih cinta pada Rabb-Nya. belajarlah jadi pemimpin berwibawa, karena kelak kau adalah pemimpin wanitamu hingga Jannah-Nya. jadilah pemimpin berilmu, karena kelak kau adalah penuntun bidadari surga dan anak-anakmu.
mulai saat itu aku telah mantapkan hatiku untuk berlari menjauh, tak lagi jalan ditempat. aku ingin benar2 pasrahkan kamu pada pemilik hati. bagian rinduku, sungguh sulit kupilih jalan ini. tapi aku tahu akulah sumber kelemahanmu, sumber dari segala keburukanmu. maka izinkanlah aku, untuk benar-benar lari menjauh dan melepasmu demi meraih cinta Rabb-Mu.
20/1/18
dsw
Kamis, 18 Januari 2018
Mulai Saat Ini Aku Telah Berdamai Denganmu
sudah, kali ini aku akan berdamai denganmu. berdamai dengan rindumu, dan berdamai juga dengan sakitku. aku hanya ingin hidup tenang dalam penantian ini. aku hanya ingin kau tetap tenang dalam pencarianmu. aku bukanlah sosok yang baik, dan aku tak munafik. aku sadar bagaimana hidup mengubahku jauh dari aku yang dulu. aku juga sadar bagaimana waktu mulai mengikis sedikit demi sedikit keyakinanmu padaku.
aku tak masalah, aku bisa menerima itu semua. tapi setelah kau pastikan apakah kau ingin pergi atau tetap tinggal. aku tak bisa menahanmu untuk tetap tinggal jika kau ingin pergi dan tentu saja aku tak bisa menyuruhmu untuk segera pergi sedang hatimu masih tertinggal. apapun keputusanmu akan aku terima dan ku pegang erat. kau tahu bagaimana aku begitu pandai menyembunyikan sesuatu hal darimu bukan?
kau tak perlu meragukanku, bagaimana aku menyayangi dan inginkan kamu sebagai teman sisa hidup dan ratu bidadari syurgamu kelak. yang jelas aku ingin kepastian darimu. agar kita tak sama-sama patah dan jatuh lagi.
aku tahu kau lelah, aku juga tahu ketakutanmu. tapi aku tahu hati kecilmu berkata tak seharusnya kita seperti ini. ada hidup yang harus terus kau jalani bukan? aku hanya tak ingin jadi beban yang kau pikul masa depannya, sedang aku tahu kita tak mampu memastikan itu.
kau laki-laki baik, dan teman2mu orang baik. kemungkinan kau akan mendapatkan jauh yang lebih pantas untukmu dibandingkan aku. aku minder, karena aku bodoh. aku minder, karena aku bukan wanita sholeha. bisa saja kamu sudah tingkat tiga sedangkan aku masih tingkat satu, dan kita tak akan pernah bisa sama. bukan aku tak mau belajar, hanya saja aku terlalu bodoh tidak seperti yang lainnya.
jika aku yang jadi pendampingmu, aku takut kau tak akan kuat menghadapi aku yang bodoh. aku takut kau akan terbebani dengan sifatku yang buruk dan perilakuku yang tak pantas. kau tahu, aku bukan orang baik dan aku tak munafik.
yang aku butuhkan kelak adalah kesediaanmu, menjadikan aku sebagian tanggung jawabmu, penyempurna separuh agamamu, menjadi pendamping sekaligus pembimbingku menuju Jannah-Nya. aku hanya butuh kesediaanmu untuk terus disisiku, memarahi kesalahanku dengan kasih sayangmu, mencintai ketidaksempurnaanku dan menjadikanmu sebagai penyempurnaku. aku tak bisa menjanjikan syurga untukmu, tapi aku bersedia belajar dan berjalan beriringan denganmu. inginku hanya sederhana, agar kau ridhoi aku atas segalanya.
aku telah berdamai dengan rindumu dan rinduku. jadilah yang kuat bertahan, karena kelak kau akan temukan pemilik hatimu yang sesungguhnya. ku pastikan siapapun dia, ia tak akan pernah menyesal mendapatkanmu. aku hanya ingin ikhlas, melepasmu pada pemilik hati yang sesungguhnya. berat memang tapi aku harus. aku tak ingin kebahagiaan dan rindu ini jadi semu. aku yakin Allah akan meneguhkan pada siapa hatimu berlabuh. jika aku, maka segeralah datang bertamu. jika bukan, aku akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu.
19/1/18
dsw
Aku, bagian rindumu.
hatiku kembali patah dan rasanya seperti dijajah. hidup yang ku susun baru setiap lembarnya kembali terburai dan berserakan. semuanya berantakan hanya karena satu kalimat 'rindu'. pertahananku luluh lantah dan aku jadi lemah. meski selalu ada di dimensi berbeda, kita masih tetap saja sama. setia seperti itu. merindu tak tahu waktu. dan mencinta tanpa jeda.
ada masanya kau akan melihat sosok yang 'lebih' segalanya dariku, tapi tetap saja ia tak akan bisa jadi 'aku'. itu mungkin alasan kau sering pulang, bukan karena rindu, tapi karena belum menemukan yang tepat selain aku. pelukku masih hangat seperti biasa, tapi aku enggan menghangatkan hati lain selain kamu. aku tak pernah menyesali keputusanku memilihmu, meski pilihan ini menjatuhkanku berkali-kali. aku bersedia memaafkan, bahkan aku masih bersedia membendung sejuta air mata yang akan tumpah nantinya. karena aku percaya, hujan tak selamanya turun bukan?
nyatanya kita bukan membenci hujan, hanya saja membenci kedatangannya yang sering tidak tepat. sama ketika kau pulang membawa rindu. aku tak pernah membenci kamu, hanya saja ku benci kedatangan rindumu yang tak pernah tepat. bagaimana aku bisa membencimu sedang aku begitu menyayangimu? bagaimana juga aku bisa menyakitimu sedang aku juga perindu setiamu? tenang, aku tak sejahat itu.
pun begitu halnya ketika rindu datang mengoncang harimu dan aku iseng mampir datang ke kimpimu. aku juga rindu sepertimu, hanya saja aku lebih pandai menyembunyikannya darimu. tak jarang kau juga sering mampir dimimpiku, atau senyummu menambah durasi lamunanku. bisa dibilang sering, tapi aku enggan menyampaikannya padamu. hingga yang mungkin kau tau, aku tak pernah merindukanmu.
aku sungguh paham bagaimana kekamuanmu, hingga aku tak mampu untuk pura-pura tak mengetahuinya. dipaksa melupa rasanya bagai melupa diriku sendiri, bahkan jika diibaratkan teriris pisau saja aku pasti masih ingat bentuk dan rasa sakitnya. yang bisa aku lakukan hanya berpura-pura tak perduli lagi, berpura-pura tak ingin tahu lagi. karena hanya itu yang bisa menghindarkanku dari sakitnya patah dan dijajah rindu. rindu memang akan terasa lebih pahit ketika aku mulai tak perduli, tapi aku yakin pahit ini akan terasa manis nantinya.
aku masih diiringi beribu ketakutan, yang paling parah adalah kehilangan. kamu bagai diriku, separuh jiwaku yang aku kenal setiap seluk beluknya. seolah hanya aku yang tau siapa kamu sesungguhnya. kamu begitu pandai memahamiku hingga aku bisa mengenalimu dengan penuh. di tatap matamu yang selalu kau palingkan dariku, atau langkahmu yang selalu mendahuluiku, ku tahu sisi hati kecil itu amat menyayangiku. aku bisa rasakan itu. bagaimana aku bisa tahu? tentu, karena aku pernah menjadi bagian dari hidupmu.
cinta memang bodoh bukan? bahkan sampai saat ini pun cinta masih enggan sepaham dan berdamai dengan logika. logika tak pernah terima bagaimana cinta membutakan kenyataan. bahkan cinta pun tak pernah terima logika mengingkari rasa cinta. sama seperti aku yang tetap ngeyel mempertahankan cinta sedang logika terus menyumpah 'dasar bodoh! nanti juga kau patah lagi!'. logika tak akan pernah terima keputusanku untuk tetap mencintaimu, hingga ku singkirkan perlahan logikaku demi mencintaimu. sungguh kau adalah yang nomer satu, sedangkan aku adalah yang kedua. kadang aku hanya bisa lebih perduli dengan dirimu dibanding aku sendiri. sampai-sampai aku tak kenal siapa aku, aku tak tahu mengapa kulakukan ini berkali2 hanya untuk membahagiakanmu sedang ku tahu aku begitu menderita dibuatnya. aku rela menahan isak tangis dan suara parau ku hanya untuk melihat kau tertidur nyenyak siang itu. aku rela memperbaiki diriku hanya untuk kau hancurkan lagi. karena aku sadar begitulah aku seharusnya, menjadi seseorang yang rela mengorbankan apa yang aku mampu demi kebahagiaanmu.
aku belajar semua itu darimu, dengan cintamu aku tau arti disayangi dengan tulus, begitu dilindungi dan dikasihi. karena sungguh, banyak pengorbanan yang telah kau lakukan hanya untukku jauh sebelum aku melakukan ini dan itu. karena kau yang menbuat aku tak kenal menyerah, karena kau yang membuat aku jadi singa betina yang bangun dari tidur siangnya.
di alam liar, singa betina-lah yang memangsa buruannya. sedang sang jantan hanya duduk santai menanti betina membawa daging buruan. kau telah menjadi raja di savana ku, yang setia menunggu kepulanganku dibawah pohon yang rindang. karena kamu, aku telah menjadi singa betina si pemburu. aku akan bertahan, aku akan berusaha hingga buruanku dapat ku taklukan.
tapi kau tahu kan alam liar itu kejam? siapa yang kuat ia yang bertahan. buktinya adalah kecerdikan waktu yang mengikis keyakinan untuk tetap tinggal dan bertahan. waktu terus berlari hingga aku sulit mengejar inginku dan waktu mengikis semangatku. aku letih dibuatnya, aku lengah dibuatnya. tapi waktu membuat aku belajar untuk bersabar. menanti dan menanti. karena aku percaya penantian dan kesabaran pasti akan berbuah hasil.
yang kutahu, kini kau akan tetap jadi singa pejantan yang setia dibawah pohon savanaku. menunggu dan menanti aku pulang. meski aku tak bisa mempersembahkan rindu yang ku sembunyikan dari balik ilalang. kau akan jadi penghuni setia, yang selalu merindukan hangatnya peluk yang ku beri setiap harinya. meski aku patah berkali-kali, aku akan terus belajar. aku tak perlu jadi terkuat atau terhebat, karena alam dengan sendirinya akan meyeleksi siapa yang kuat bertahan. dengan cinta yang ku punya, akan kujadikan diriku peluk yang selalu kau rindukan. karena memang begitu seharusnya, menjadi bagian dari dirimu yang selalu kau rindukan.
18/1/17
dsw
Rabu, 17 Januari 2018
dulu..
dulu, dia adalah orang yang paling setia menunggui kabarmu di setiap hari. tapi kau tak juga perduli bahwa ia sungguh hawatir. dengan alasan "butuh waktu sendiri" atau lainnya kau abaikan dia begitu saja. padahal dia adalah orang yang begitu siap menunggumu bahkan siap menerima amarahmu meski tak tau apa-apa. dia bersedia begitu agar kau lega dan bahagia. dia menangis dibalik marahmu, tapi suara parau dan sesak isaknya sepandai mungkin ia sembunyikan dalam telepon.setelah kau bahagia, dengan sendirinya ia tersenyum dan memaafkanmu tanpa kau pinta.
hari semakin berlalu, namun kau tak pernah juga berubah. kau masih saja mengulang hal yang sama, diam, dan enggan bercerita. pedihnya, kau lebih memilih bercerita dengan teman wanitamu dibandingkan dia. lalu kau fikir dia siapa, telah bersedia begitu saja tapi kau abaikan juga? iya.. dia patah untuk kedua kalinya.. ia mencoba untuk tak perduli lagi padamu, karena ia tau akan patah lagi. tapi kau semakin bahagia dengan hidupmu, dan tak perduli pada sesaknya..
semakin hari, kau mulai sadar tak ada lagi yang menanyakan harimu bagaimana, tak ada lagi yang setia menungguimu di malam2nya, tak ada lagi yang gemar mengoceh ini dan itu karena kenakalanmu. hingga akhirnya kau mulai mencarinya. kau mulai merindukan keberadaannya. kau mulai mencari tahu segala sisi hidupnya. dan parahnya, kau tahu dia satu-satunya yang bersedia ADA.
tapi hari itu, dia telah bahagia. dia telah menghapus semua isaknya karenamu. bukan karena ada lelaki lain. karena dia memilih untuk sendiri. ia memilih tak perduli lagi. ia memilih menjalani hidup seperti sebelum ia mencintaimu dulu.kau tau bagaimana perasaannya sekarang? pedih seperti yang kau rasakan saat ini.
hebatnya ia rela memaafkanmu seperti biasanya, bahkan sebelum kau memintanya. ia masih bisa tersenyum untuk melegakan perasaan bersalahmu meski membendung bulir air matanya. ia sungguh menyayangimu, tapi kau tak jadikan ia penghunimu sesungguhnya. ia sungguh perduli, tapi kau memilih pergi.
beberapa hari setelahnya, kau semakin merindukan kehadirannya. kau mulai sadar sesungguhnya dipeluknya adalah tempat ternyaman, suaranya adalah obat penenang, dan dirinya adalah penyempurna harimu. kau kembali mengingat bagaimana dulu kau begitu mencintainya, bagaimana kau bahagia hanya dengan melihatnya, bagaimana kau senang saat senyumnya mengembang karena gombalan payahmu..
sepi ini seolah menyadarkanmu, bagaimana kebisuan ini kau nikmati lagi seperti dulu saat ia belum hadir ke hidupmu. kau mulai sadar bahwa dengannya kau mulai menjadi manusia, kau bisa rasa betapa bahagia melakukan hal sederhana bersamanya. kau mulai bisa merasakan betapa senja di atap rumah jadi seindah ini bila kau merindukannya. kau mulai bisa mencium aroma hujan saat ia hadir hanya dalam kenangan yang terbayang. kau benar-benar jadi manusia saat ini.
ia menyadarkanmu, bahwa ia adalah motivasi terbesar dalam hidupmu. karenanya kau punya semangat dan cita-cita, karenanya kau sadar bahwa ada hati yang harus kau jaga, karenanya kau sadar ada hati yang pantas kau beri bahagia. tapi, seketika kau sadar bagaimana perlakuanmu padanya dulu. hingga akhirnya ia memilih sendiri dan tak mengganggu kau menikmati hidupmu lagi.
kini, kau mulai terbiasa.. menikmati rindu yang ia sisakan dalam setiap harinya dulu, menikmati cinta yang mulai terbiasa lekat dalam harimu, dan menikmati pilu yang kau berikan padanya waktu itu. rasa kemanusaanmu memang telah hilang setelah dia pergi, karena senja saja rasanya hambar dan hujan itu menyebalkan. tak ada tempat bererita dan pulang seperti dulu kala. tapi kau sadar diri bahwa kini ia yang tak mau kau ganggu hidupnya seperti kau waktu itu.
9/8/17
dsw
LINGKAR MERAH TERKUTUK!
kau tau, aku sudah terlalu kecanduan untuk ikut campur tentang hidupmu. hidupmu sudah jadi makanan pokok yang harus aku santap setiap harinya. dan kamu adalah sepiring sajian lengkap yang harus ada setiap harinya.
aku mulai gila!
aku mulai kecanduan dengan seluruh hidupmu.
ku pasang umpan dilinimasa media sosialku, dari hal penting sampai hal receh, bahkan sampah sekalipun. berkali ku cek umpanku, dan berharap kau akan ada di urutan pertama penontonnya. dan iya, kau selalu di urutan pertamanya.
kalau sudah lebih dari duabelas jam umpanku tak kau lihat juga, aku mulai jadi gusar. aku gila! aku jadi bodoh dan hawatir. aku jadi manusia ter tolol di muka bumi (bahkan saat ini ku sumpahi diriku sendiri)!
aku sekedar ingin jelaskan bahwa aku baik-baik saja. karena kau pasti tau, aku tak lagi ingin menyapamu. yaa.. aku merindu. tapi tak melulu bisa ku ucap begini begitu. aku anggap saja kau penonton setia umpan harianku di linimasa, yang membuat aku tak lagi gila.
dan ketika tanda bulat merah itu melingkari foto profil mu, aku mulai gila dibuatnya!
ingin ku buka tapi gengsiku kan setinggi jagad raya, jadilah kuabaikan-- setidaknya sampai duabelas jam. tapi, ada yang salah! aku tetap kecanduan! aku tetap! harus! harus kubuka! aku gila! aku sakau dibuatnya! tapi jangan! nanti kau ketahuan!
bodoh bukan?
rindu membuat penderitanya hilang kesadaran!
aku sakit, padahal baru beberapa jam coba ku abaikan tanda bulat merah itu. tapi badanku lemas, aku mulai gemetar, dan fikiranku tak karuan. tapi aku mencoba melawan. seberusaha mungkin ku jauhkan hidupku dari tanda merah terkutuk itu! aku tak ingin kau kembali menjadi candu!
perlahan aku mulai sadar dan tak lagi gila.
kini aku malah semakin bodoh dan menyerah. "sudahlah, ku buka saja" kata diriku yang lemah. dengan santainya ku nikmati setiap detik ceritanya, bahkan kadang ku ulangi putarannya. santap lezat pelengkap setiap harinya.
aku tak sakit lagi, aku tak lagi gila. tapi aku jadi bodoh. aku semakin kecanduan. aku terus kecanduan menikmati hidupmu. aku terus sakau jika tanda terkutuk itu tak ada!
aku lemah, dan aku bodoh! aku marah pada diriku! aku memberontak hingga detik ini kusumpahi diriku sendiri tak berujung!
"hei bodoh!
memang dia siapa hingga kau rela habiskan waktu hanya untuk terus terkutuk dengan tanda itu--lalu menjadi candu? itu bukan hidupmu! banyak orang lain yang menjadi penonton linimasamu, bahkan kadang hanya orang bosan yang rajin melihat semua bulatan merah di linimasanya--tanpa perduli apa isinya!
jangan ge-er bodoh!
bisa saja dia hanya sedang iseng membuka bulatan merah orang lain, sedangkan umpanmu tak sengaja melipir lewat di linimasanya, bahkan bisa saja waktu umpanmu lewat dia hanya meninggalkan jejak dan tak perduli apa isinya!
hahaha dasar lemah!
kalau rindu, sapa saja sana! jangan cuma minta dilihat atau meninggalkan jejak! emangnya dia selalu perduli dengan hidupmu?
mulailah sadar BODOH,
berapa prosentase keperduliaannya untukmu? jangan hanya kau andalkan CINTA dan RINDU konyolmu itu! ada banyak detik yang harus kau jalani. ada banyak waktu yang bisa menjadikan kau lebih baik dari hari ini!
LEKASLAH SEMBUH!
agar kau tak buru-buru mati karena digerogoti pilu!"
aku mulai digampar waktu, hidupku tak harus melulu kau yang jadi candu. aku harus terus pergi berlalu tanpa mampir disitu. aku harus jadi yang baru untuk maju.
-mungkin kau akan tetap jadi candu, tapi aku tak mau terkutuk untuk selalu kecanduan tentang hidupmu.-
9/12/17
-dsw-
Aku Mulai Terbiasa
aku mulai terbiasa.
aku mulai terbiasa menikmati waktuku dan menjalani kenyataan ini dengan berbahagia. karena selalu ada waktu yang akan terus berjalan, ada fajar yang enggan berhenti untuk hadir, dan ada hidup yang harus ku jalani.
semua terasa berat, tapi aku tak ingin lagi memikul berat itu sendiri. aku bukan melepas, hanya saja hal itu terlalu berat untuk selalu ku fikirkan. terlalu berat untuk ku pikul demi melewati batas hari. aku hanya ingin istirahat sejenak, menitipkan sedikit rindu itu padanya.
Berpasrah..
ya.. aku berpasrah..
aku tak lagi menjadikan rindu ini membelenggu seluruh waktuku, walau kadang memori rindu terputar sepersekian detik sekali dalam sehari. sungguh kerinduan yang aku rasa begitu lucu, dan anggaplah saja itu sebagai penyemangat hariku yang dulunya ramai akan tawamu sekarang malah begitu sepi.
kini, aku jarang menulis tentangmu. bukan aku bosan, atau tak lagi sanggup menceritakan tentangmu. hanya saja tulisanku sedikit demi sedikit mulai tak sepaham dengan jalan fikirku. hatiku berkata aku bisa terus bercerita tentang kamu. tapi logikaku berfikir bahwa ini bukan cara yang tepat.
sungguh, melalui semua ini dengan cara yang berbeda agaknya memang berat. tapi sekali lagi, aku telah berpasrah..
bukan aku tak melakukan apapun saat berpasrah, percayalah banyak rindu yang kutitipkan dilangit sana. banyak juga tulisan namamu di langit sana. apalagi, harapanku ini dan itu -- yang tak usah kau tanya lagi.
percayalah, aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk jadi wanita yang lebih baik dari sebelumnya. aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk tetap belajar. aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk melakukan kebaikan dalam sehari meski hanya satu kali. bukan... tentu bukan demi kamu, tapi demi diriku sendiri.. karena aku sadar hanya aku yang mampu untuk menjamin diriku sendiri, bukan kamu..
teruslah belajar, menata hidup, menata dirimu untuk jauh lebih baik dari saat ini. bukan untuk siapapun melainkan untuk dirimu sendiri. berbahgialah karena aku juga akan berbahagia.
18/1/17
-dsw-