Senin, 05 Februari 2018

rindu, tolong jaga aku.

dari sisi sebelah sini mungkin aku telah berhasil mengelabuhimu bahwa aku tidak rindu. tapi dari sisi yang lain, manisnya rindu itu terlalu pahit buatku.

ku telan saja mentah2 rindu yang datang. bukan membahas rindumu, loh. tapi ini rinduku. mungkin karena aku tak pernah menyuguhkan rindu ini padamu seperti kamu menyuguhkan rindumu padaku setiap waktu yang kau punya. aku lebih memilih menyembunyikannya. kau tahu kan aku terlalu pandai sekaligus payah untuk hal itu
rinduku tak ingin disadari, tapi selalu ku tuliskan sirat-sirat rindu itu dalam tulisanku. bukan sekali dua kali, tapi sering sekali. rinduku telah ku jamu sendiri mungkin. karena aku saja yang ingin menjaga jarak denganmu. bukan ingin menjauhimu, hanya sekedar 'menjaga' saja. karena pada akhirnya kita tak pernah tahu bukan, siapa jodoh kita yang sesungguhnya.
kali ini aku sedang bersemangat, melantangkan namamu dalam pekat malam. aku akan berusaha untuk tak terlalu akrab denganmu. karena aku ingin cintamu padaku diberikan secara lembut oleh Allah, bukan dihempaskan begitu saja.
jujur saja, aku bukanlah orang baik yang sudah mampu mencintai Allah dengan baik. karena aku sadar, duduk bersimpuh menghadap-Nya dengan keadaan lusuh akibat dosa saja rasanya tak pantas, apalagi ku minta kau dengan paksa. Tidak sayagku, ini bukan caraku. aku tahu bagaimana adabku untuk memint pada Tuhanku,  bagaimana cara terbaik menghadapkan diri padanya. ke sesama manusia saja ada norma dan nilai yang harus kita patuhi, apalagi dengan Tuhan pencipta nilai dan norma itu sendiri?
Sayang, waktuku berkutat padamu sudah terlalu lama. aku sudah hafal sekali titik dimana kau selalu merindukanku, membutuhkanku, bahkan mengabaikanku. aku lebih senang kau abaikan secara nyata, padahal dibelakang itu kau bisikan namaku untuk menjadi jodohmu pada-Nya.
aku percaya, Sayang. cinta ini akan terus tumbuh seiring dengan waktu yang menyatukan, seperti cinta kita dari dulu hingga saat ini. tapi yang aku butuhkan sekarang adalah Ridho-Nya untuk meridhoi kita, memudahkan jalan kita, dan menyatukan kita hingga jannah-Nya. maka, maukah kau berjuang bersamaku juga, menjadi yang terbaik untuk menempati posisi sebagai imamku kelak? menempati posisi sosok Ayah dari anak-anakku?
jangan pernah menyerah untukku, Sayang. karena aku tidak menyerah untukmu. aku akan terus mencoba untuk berusaha meski waktu kadang membuatku putus asa. ini hanya soal waktu dan ketetapannya. jadikanlah waktu kita adalah waktu yang bermanfaat sebelum dipersatukan. karena aku ingin dipersatukan dengan kasih sayangnya, bukan karena murkanya.
akhirnya, malam ini aku tetap rindu padamu, tapi aku tahu kemana rindu ini akan berlabuh. ya, dalam do'a-do'a malamku..

dsw
6/2/18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar