Hari itu, aku melihat rumput kecil tumbuh dipinggir jalan. Setiap hari rumput itu semakin tumbuh besar. Dan saat aku kembali melewati jalan itu, aku lihat rumput itu mempunyai kuncup-kuncup bunga yang hampir mekar. Dan selang waktu berjalan kuncup-kuncup bunga itupun mekar menjadi bunga-bunga kecil berkelopak kuning.
Bunga-bunga itupun mekar dan semakin mekar dan tentunya bunga itu sangat cantik. Namun apa yang terjadi saat semakin hari kulihat kelopak kuning bunga itu beguguran satu demi satu?
Dan akhirnya kelopak terakhirnyapun gugur. Tiada lagi kelopak bunga kuning itu. Yang ada hanyalah kuncup-kuncup berwarna coklat. Tak indah walau ku pandang dengan seksama.
Hari itu kulihat kuncup cokelat itu mengembang menjadi gumpalam putih seperti kapas. Lebih cantik dari sebatang kuncup cokelat gersang. Dan ini adalah biji-biji dari bunga kuning yang telah gugur. Kupetik bunga ini dan, Rapuh...sangatlah rapuh, tergoncang sedikit saja biji-biji ini telah jatuh. Kutiup perlahan biji-biji kecil ini dan wussshh... Merekapun terbang seraya dengan hembusan angin.
Lihatlah dirimu. Kau tumbuh dan berkembang bagaikan menjadi bunga berkelopak kuning yang cantik. Kau amat kuat namun kenyataannya semakin lama kau kuat, kau semakin sedih dan menggugurkan keceriaanmu hingga kau menjadi kuncup-kuncup cokelat yang tak lagi cantik.
Namun lihatlah kembali pada hatimu. Pantaskah kau bersedih. Lihatlah banyak orang sekitar yang memperhatikanmu saat kau menjadi bunga berkelopak kuning kau cantik dan menebar kebahagiaan. Namun apa yang terjadi jika kau bersedih? Mereka akan turut bersedih, karena hanya kaulah yang membuat mereka bahagia.
Tersenyumlah, perlihatkanlah kepada seluruh dunia bahwa kau telah kembali dari keterpurukanmu. Mengembanglah layaknya seperti dulu kau membuat kebahagiaan. Dan kau luar biasa mengembang dalam kerapuhanmu.
Kali ini, lepaskanlah semua. Bebaskanlah semua kebahagiaanmu keseluruh penjuru dunia biarkan ia tumbuh dan berkembang pada tanah yang tepat hingga menjadikanmu bunga yang cantik.
Kenyataannya, meskipun kita tumbuh dihati/tanah yang tepat namun belum tentu hati tersebut membuat kita mekar selama-lamanya. Ada kalanya juga kita merasakan sakit, layu,dan rapuh hingga kita menjadi diam layaknya mati. Namun diam ini bukanlah diam yang semata-mata enggan untuk berbunga kembali. Namun diam ini merupakan waktu yang tepat untuk bertransformasi merubah diri dan terbang mencari hingga saatnya nanti bibit itu akan tumbuh kembali di hati/tanah yang benar-benar tepat hingga pohon itu mati.
suatu saat kau akan menemukan tempat yang tepat. Terbanglah dandelion...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar