tak puitis seperti sang penulis lainnya. karena aku hanyalah aku, sang penulis yang tak tau caranya menulis.
sore hari yang teduh di purwokerto. cahaya jingga sang mentari membuat hati serasa damai. kali ini aku duduk terdiam di sudut ruang tamu kostan yang aku sebut rumah dalam waktu satu minggu ini. disini aku mengingat kembali bagaimnana rasanya berada dirumahku sebenarnya meskipun ingatan itu hanya sebatas semburat-semburatan yang mulai aku lupakan.
rumah, hanyalah bangunan yang terdiri dari dinding, pintu dan jendela. lalu mengapa aku merindukan rumah?
yang paling bermakna dalam rumah bukan hanya dinding, pintu dan jendela. namun kenyamanan didalam rumah yang aku rindukan. berkumpul bersama orang tua dan dua adik makan bersama didepan televisi merupakam hal yang sungguh luarbiasa.
dinding, pintu serta jendela merupakan saksi bisu akan kebahagiaan2 yang berada dalam rumah. dan kali ini aku merindukan rumah, ini bukan soal bangunannya tapi soal kenyamanan didalam rumah. mungkinkah aku kembali kerumah itu bersama orang2 yang amat aku cintai? aku harap aku bisa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar