Jumat, 08 September 2017

Smartphone rusak lagi?

fiuhhhhh......
lagi lagi rusakkk????!!
baru beli november 2016, belum ada setahun tapi udah jatoh dan tak terselamatkan.

tepatnya waktu itu tanggal 10 agustus, satu hari sebelum ujian LTA. hari dimana lagi situasi kritis yang mana gue harus ngurus jalannya ujian, mulai dari konfirm tempat, snack, makan siang, dan lain2 untuk 15 orang termasuk gue. gimana coba dikasih tanggung jawab malah gabisa begini begitu garagara smartphone rusak.
jaman sekarang apa2 udah serba smarthpone kan? dan gimana keadaan gue yang hari H ujian tanpa smartphone?
gue sempet kesel juga kenapa mati disaat yang gak tepat, tapi hal itu gue jadiin motivasi supayaaaaah "GUE BISA BELAJAR BUAT NGEJAR WISUDA!" kenapa membara banget ya? hahaha. soalnya dalam rumus ngerjain tugas akhir
3% bolak balik turun ke lantai 1 asrama buat pee and poop.
7% untuk jadi mermaid saat mandi.
18% keluar beli makan dan jajan of course *nomnom*
4% konsul <- ketauan males konsul😂
17% ngobrol sambil makan
50% main hape sambil tidur2an
1% fokus nugas 😂
*tidak termasuk ibadah, tidur, daaaan malas 😂*
yazzz!! thats a reality!
tapi semenjak hp mati gue cuma motivasiin diri supaya gue berubah untuk lebih rajin dan ga kecanduan sama smartphone dan internet. akhirnya setelah ada pengumuman lulus ujian tugas akhir, bangkai smartphone gue masukin lemari dan gue cuma pake hape yang cuma bisa buat sms sama nlp aja, yang penting ortu tau kalo anaknya ga mati keracunan tugas 😂
setelah itu, setiap hari gue punya tugas untuk revisi huruf2 yang kurang di tugas akhir, dan menuhin target askeb yang belum kelar (anak kebidanan pasti tau ini momok banget😒).
hari demi hari gue jalanin, dan hari pendaftaran wisuda makin deket. tapi gue sama temen2 ga pantang nyerah deh. gue coba untuk terus dan terus menargetkan tugas supaya kelar. setelah itu alhamdulillah semua tugas kelar meskipun molor 2 hari dari jadwal. hehehe. tapi dengan kasih sayang Allah dan perjuangan semua punya hasil yang memuaskan.
jadi smartphone mati, gue ga sedih tapi gue ikhlas 😂 gue jadi bisa fokus, ga galaw mulu, bisa lebih intens sama temen2, bisa lebih sayang sama diri sendiri, sama Allah pastinya..
tanpa gue sadari mungkin ini cara Allah buat menyadarkan gue dari sesuatu hal. diantaranya adalah menghargai kepergian. karena terkadang sesuatu yang sejatinya pergi, ia selalu punya maksud. ya kayak "harus ada sesuatu yang pergi untuk menyadarkan dari sesuatu atau menjemput sesuatu yang lebih baik".
terimakasih yaAllah, banyak bersyukur. karena dari smartphone aku bisa belajar buaaaaaanyyaaaaakkk 😂
hei smartphone gue yang paling aduhai, sabar yaa untuk nunggu dibenerin.. ini ujian, lho ..😂😂😂

Kamis, 24 Agustus 2017

angin hilang lagi?

Selamat malam, aku lentera dengan setitik api kecilnya. Malam ini aku gusar tak seperti biasanya. Aku seperti tak akrab dengan malam, padahal... aku... api... lentera... dan malam... harusnya menjadi akrab atau mungkin mendarah daging..
Kegusaranku semakin jelas dengan dinginnya angin malam, merasuk sumbu-sumbu hitamku. Rasanya seperti ia ingin memadamkanku, tapi seperti enggan.
Ya, ia angin..
Aku mencintai angin layakya sahabatku matahari yang begitu mencintai malam. aku dan angin sungguh terpaut jauh, sama seperti mentari dan malam, ia saling mencintai tapi kebersamaannya pasti diragukan..
Apa yang aku harapkan dari pecinta sepertiku? Angin terlalu sibuk dengan liarnya menjadi dirinya. Kadang menjadi penyejuk, kadang menjadi pengamuk, kadang ia dirindukan kehadirannya, kadang ia pun dibenci kedatangannya. Tapi tidak untuk aku, api..
Aku tak bisa mencintai angin dengan keliarannya, aku hanya bisa mencintai angin lewat kesunyian diantara minyak-minyak yang berceceran di tubuhku. Tanpa angin, aku hidup. Dan dengan angin, kusambut kematianku.
Begitulah aku mengartikan cintaku dengan angin yang sekarang mulai semakin liar mengayun-ayunkan jendela dan kokohnya tubuhku. Ia menyapaku, tapi tak bisa mendekatiku, lalu ia pergi lagi...
Ada saat dimana bintang dan malam datang pas langit sedang cerah-cerahnya. Mereka bergosip tentang makhluk daratan yang sibuk kegerahan. Kutanya kemana perginya angin, tak biasanya ia menghilang dan pergi. Lalu mereka menjelaskan bahwa angin pergi ke laut, merenungkan diri sambil bertugas membantu makhluk darat mencari nafkah.

Angin kembali pergi... dan itu yang menjadi kegusaranku. Angin hilang lagi, dan makhluk daratan jadi berisik. Angin pergi lagi... dan rasanya aku rindu kedatangannya. Angin lenyap lagi, tak berbekas, tak terasa dan tak terjejas..

angin pergi lagi?

Hei, angin..
Baik-baik sajakah kamu?
Aku disinipun baik, terhitung semenjak engkau pergi dan tak datang lagi menghampiri. Terhitung semenjak hari itu, aku benar-benar beranjak pergi. Pergi darimu yang nampaknya sudah tak ingin lagi menghampiri aku dalam kegelapan tempat dan kesendirian ini. Angin, apakah ini yang dinamakan kehilangan, dimana gelak tawamu yang biasanya riang mengiang-ngiang di telingaku tiba-tiba saja hilang? Angin, aku rindu, ketika kau datang dan mengusap lembut sedikit celah dari aku si Api yang akan mati pada masanya.
Angin, aku pergi ketika yang lain benar-benar memaksaku untuk meyakinkan diriku tentangmu. Aku pun tahu, kau tak pernah benar-benar ingin beranjak pergi dariku. aku adalah sebagian darimu, tanpamu aku hanya butiran arang-arang hitam yang tersulut bara merah tanpa nyalanya. Aku hanya sebuah kepulan asap yang gagal menjadi api. Tetapi aku juga sadar, aku adalah yang paling lemah saat berada di dekatmu, menjadi hilang dan mati, atau memakan dan membakar yang lain.
Angin, aku tak pernah benar-benar bisa meninggalkanmu karena kamu, seperti hidupku sendiri. ragaku bisa saja hilang dari hadapanmu, tapi di sisi yang lain, jauh dibelahan bumi lain, hatiku masih mendoakanmu disepanjang malamku. Aku tak pernah sekjap-pun tidak mencari tahu keadaanmu, meski hanya bertanya dengan daun yang tertiup olehmu dan gugur disampingku, atau melihat sisa-sisa embun hasil kegembiraanmu dengan hujan. Selagi aku tahu kau baik-baik saja, aku lega..
Aku hanya ingin kau bagia wahai anginku, tetapi masih terlalu banyak pergelutan kata “tetapi” yang belum pernah bisa aku tuntaskan dengan hatiku. Masih banyak kata “jika” yang enggan terhapus dari fikiran si sentir di pojok ruang gelap ini.
Angin, tanpa Allah kita tak akan pernah menjadi kita. Aku sebagai api dan kamu sebagai angin. Aku dengan kegunaanku dan kamupun sama. Dibawah bumi Allah-lah aku dan kamu bertemu dan seolah-olah mnjadi satu dalam kekuasaannya.
Pernah aku berfikir, jika kamu benar-benar mencintai aku. Kamu pasti telalu sakit untuk menghilang dan tak pernah menemuiku lagi. Ketika aku merindukanmu, kamu lebih merindukanku, tetapi kau tak pernah bicara. Kau hanya ingin aku menjadi lebih kuat dari api kecil lain di bumi ini, kau ingin aku menjadi lebih setia dan penyabar melebihi api lain di dunia ini. Kau ingin menjadikanku api yang lebih kuat bertahan saat diterpa angin yang lain. Kau ingin menjadikanku api yang lebih tenang saat disulut dengan bahan bakarnya. Begitulah sekiranya, hanya untuk menenangkan hatiku yang begitu membara.
Cerita cerita tentang keberadaanmu sudah berbekas dari serpihan abu dari baraku. Entah, mungkin semakin lama ia semakin habis, lapuk dan terlupakan. Tetapi aku tidak, aku diam, tapi aku tak pernah lupa bagaimana kau pernah berada disampingku. Bagaimana cara tuhan mempertemukanku denganmu waktu itu. Aku bersyukur, darimu aku belajar rasa sabar, menjadi setitik api yang selalu berada disini dan setia mendoakanmu yang mungkin tak pernah lagi jadi teman di sepiku. Darimu juga aku belajar bagaimana rasa pahit dan getirnya berjuang sendiri, bagaimana pedihnya diam dan menanti engkau yang tak pernah lagi menghampiri.
Sudahlah.. sepertinya cukup banyak aku bergulat dalam diamku malam ini. Semoga kau selalu terlelap dalam bahagiamu entah dimanapun kau berada. Selamat malam, karena esok pagi ku pergi lagi berganti dengan mentari.
-dsw-
Wsb, 14-7-17


Rabu, 05 Juli 2017

sendirian? takut gak ya?

perjalanan pulang gue lebih banyak gue habisin di jalanan.. iya, jadi cewe kayak gelandangan yang kadang kebingungan nyari stasiun kereta atau terminal bus, atau naik motor nyasar di atas gunung ngadelin maps padahal gaada sinyal bawa-bawa tas backpacker SENDIRIAN...
aslinya gue pemalu banget, malu nanya ini itu, malu begini begitu. tapi kenyataannya gue gak bener-bener takut sendirian karena gue udah mulai terbiasa sendirian, dan kemanapun tujuan gue meskipun gue sendirian gue pasti sampe. kesendirian ngajarin gue hidup itu pait saat lu bener2 ga punya siapapun untuk mendukung lu naik ke puncak atau nuntun lu saat lu gatau jalan atau juga sekedar bantuin bawa barang bawaan buat ngeringanin sakit di pundak lu. tapi sendirian juga ngajarin gue buat lebih kuat dari yang lain, ngajarin gue buat sadar kalo hidup lu indah kalo lu bersyukur, karena gak jarang keramaian malah bikin gue pusing.
dari sekian panjang perjalanan gue, gue selalu suka rasanya senja sama cahaya lampu2 di jalanan waktu malem. entah kenapa itu selalu bikin gue mikir "hidup itu gini banget ya, gue bahagia, tapi gue sendirian." sering mikir juga seandainya ada orang disamping gue yang bisa gue liatin rautnya waktu dia tidur, dan mau berjuang berjalan sama2 sama gue keliling dunia. belajar mempelajari hidup. gue bantu dia dan dia juga ga pernah berjalan mendahului gue, selalu ada dibelakang gue dan jagain gue dari bahaya yang mungkin bakal gue temuin, dan gue akan berusaha memenuhi apapun yang jadi kebutuhan dia dan jaga dia sebaik mungkin.

sedetail itukah Di?

hahaha, nggak juga sih. sekali-kali gue pengen dia ngerasain gimana rasanya gue berjuang buat dia dan sebaliknya. supaya gue sama dia sama2 tau rasanya berjuang, gak saling ngeremehin satu sama lain. saling menjaga. saling perduli. karena gue fikir perjalanan yang bakal gue jalanin sama dia seandainya kita saling menjaga satu sama lain pasti gak akan pernah sebentar. perjalanan kita pasti jauh dan kadang terlampau jauh, sampe kita bingung untuk pulang 😁

sendirian kalo lagi di perjalanan ga selamanya bikin gue ngerasa aman, kadang ada kalanya gue harus nungguin bus sendirian di terminal, atau bus sampe kepagian dan gaada yang jemput, naik taksi tapi ga tau jalan, atau bahkan gaada angkutan sama sekali buat gua naikin. ada kalanya juga gue dateng kepagian sebelum jadwal kereta dan travel yang nganterin ga sampe stasiun mau naik angkot eh kudu jalan 200 meteran dan pas udah sampe stasiun nungguin kereta dateng berjam-jam dan kerjaan gue cuma upload di instastory karena gue bingung apa yang mau gue lakuin. hahaha itu selalu terjadi. kadang gue juga kesasar diatas gunung grgr waze yg gue pake mati karena gaada sinyal. tapi semua gua nikmatin. karena gua gak mungkin dapet perjalanan hidup yang manis kalo gua gak pernah tau rasanya pahit kaya gitu.

ibu gue selalu bilang, namanya jodoh itu melengkapi. dia gaakan pernah setara atau sama sama kamu. dia akan selalu punya kurang dimana hal itu kamu yg ngelengkapin, atau sebaliknya. jodoh itu gaakan sesuai sama ekspektasi kamu yang membuat kamu selalu nyaman dan aman. jodoh itu kejutan dimana didalemnya kamu bakal ngerasain namanya takut dan sakit. bisa aja kamu pengen jodoh kamu nemenin kamu keliling dunia, tapi kalo dia mabokan? dia gaakan bisa bantuin bawain tas kamu karena kondisi dia. bisa aja kamu alergi matahari yang bikin jodoh kamu ga bisa main ke pantai. tapi disitu kalian tau siapa yang bakal nemenin kamu disaat kamu lagi dalam kondisi yang paling buruk. dan semua itu indah dengan cara dan kapasitas masing-masing.

sendiri...

ngajarin gue banyak hal, dimana semua pahit gue bakal kebales sama yang namanya manis saat ketemu keluarga atau temen2 setelah perjalanan panjang. dimana semua rasa sakit akan kebales dengan sehat saat semua orang nunggu2 lu pulang buat nyobain masakannya. dan dimana rasa rindu terbalas saat salah satu orang yang pengen lu temuin ada di hadapan lu dan berdiri didepan lu untuk jagain lu ketika lu ada di deket dia.

aslinya sendiri itu gak bener2 bikin kita ngerasa sendirian. tapi ngerasa punya makna tentang kesendirian.

traveling sendirian, gak masalah.. gue masih punya do'a yang bakal jadi benteng gue dimanapun gue berada.

jadi, kapan mau travelling bareng?

Selasa, 04 Juli 2017

pulang

dari kecil gue gak bisa betah di satu tempat dalam waktu yang lama, why? karena ibu dan bapak gue selalu pindah. katanya si, cari rezeki Allah yang disebar luas dipermukaan bumi. nah efeknya, gue harus ikut mereka pindah kemanapun mereka mau. gue rasa gak cuma gue yang ngerasain namanya pindah dan gak bisa di satu tempat dalam waktu yang lama. mungkin kalian juga. ada saat dimana gue pengen nyaman dan tinggal di satu tempat yang gue gak akan pindah lagi. gue pengen ngerasain namanya bener2 pulang yang rasanya bener2 rumah gue. tapi gue belom pernah dapetin itu..
waktu gue SD aja gue pindah sekolah 4 kali, SMP dan SMA di satu kota dan kuliah di luar kota lagi. setiap gue libur kuliah, gue jarang ngerasain yang namanya bener2 pulang. karena espektasi gue tentang pulang itu jauh dari yang gue dapetin sekarang. pulang bagi gue kayak gue kembali dari penatnya dunia luar dan lari sebentar dari kenyataan, gue nyaman dan enggan untuk balik. tapi ini malah sebaliknya, pulang bukan bikin gue ngerasa bener2 pulang tapi bikin gue ngerasa gue harus lari ke kenyataan bahwa gue gak bisa pulang ke sebenar-benarnya pulang.
kalo udah gini, gue cuma berharap untuk sesekali pulang, bukan sebenar2nya pulang.
siapa yang mau gue temuin waktu gue pulang? paling cuma ibu dan satu ade gue, bapak sm ade yg satu lagi beda kota dari sini. gue iri sih sama yang bisa pulang ketemu keluarga utuh, sedangkan gue? lupain aja lah ya...

pulang.... hmm...
sebenar2nya pulang itu bukan fisik menurut gue, tapi hati yang bisa ngerasain kita bener2 pulang atau ngga. kadang kalo lagi ngawur, gue lebih milih tinggal di asrama sendirian kayak penjaga asrama dibanding gue harus pulang. karena kenyataannya hati gue gak bener2 pulang..

kapan kata "pulang" bener2 jadi rasa enggan buat bali ke realita?
mungkin nanti saat gue udah nemuin rumah yang tepat untuk gue tinggalin, untuk jadi tempat gue ngelepas penat. dimana gue gak akan pindah dan betah berlama-lama disana.
pulang... iya, gue bakal siap2 untuk pulang yang sedungguhnya..

hijrah

rasa sering kehilangan itu bikin list kehilangan itu jadi daftar pasti, warnanya merah, huruf kapital, pake EYD, di bold sama underline pulak! lengkap!
meski rasanya sama pasti ga kapok untuk balik lagi ke tempat itu padahal udah tau kalo ujungnya bakal sakit sendiri lagi. bodoh, memang. tapi rasanya, udah terbiasa.
kehilangan bukan lagi rasa bahwa "aku gak bisa dan bukan milik kamu lagi", tapi kayak sesuatu yang bikin gue bertanya sama diri gue sendiri "loh kenapa? ada apa?" dan itu bikin gue termotivasi untuk belajar lebih mengenal karakter diri sendiri dan memperbaiki apa yang salah..
kehilangan di list gue cuma kaya becandaan aja tapi rasanya sakit, gue selalu punya pikiran bahwa dia "part of me" dimana seperempat lebih umur gue sama dia. gue udah biasa, ya udah kebiasaan, bukan bergantung tapi dimana ada gue disitu pasti ada dia yang standby buat gue. mau pas gaada kabar tiba2 gue dateng terus gue ngeluh gue kangen atau gue sakit. yaudah. gitu terus.
kehilangan itu awalnya cuma bikin marah, tapi dengan sendirinya ilang. iya! ilang gitu aja! kaya gapunya masalah apa2.
kehilangan juga ngajarin gue yang namanya takut, takut bener-bener ilang! dan itu yang bikin gue sakit. karena gue takut. takut dia bener2 pergi. iya pergi! ga balik lagi....
namanya jodoh, udah diatur, dan gue percaya. tapi untuk buru-buru kehilangan dan nerima kenyataan kalo misalnya dia bukan jodoh gue, apa iya gue siap? gue gak tau apapun yang bakalan kejadian di depan. tapi dimana-mana sifat cewe akan sama. membangun kekuatan sebelum menerima kenyataan. dan gue, lagi bangun kekuatan tapi selalu runtuh karena gue gak kuat..

ketika gue lagi di posisi ini, gue berfikir bahwa sebenernya gue lagi diprepare untuk sebuah perjalanan panjang.. dimana gue harus hijrah dari kebiasaan yang biasa gue lakuin sama dia menjadi kesendirian untuk jadi soleha. untuk yakin bahwa apa yang udah Tuhan gue janjiin itu nyata. bahwa jodoh gaakan kemana. bahwa apa yang kamu miliki belum tentu milik kamu. dimana apa yang kamu cintai bisa aja jadi yang paling kamu benci. atau bisa aja yang paling buruk adalah yang baik bagi gue supaya gue belajar bahwa semua pasti ada hikmahnya.

kehilangan, tetep akan jadi hal menyakitkan dimana gue harus bener2 ditinggal dan meninggalkan apa yang biasanya gue punya, dan apa yang biasanya gue jalanin. tapi......... bisa jadi kehilangan adalah awal untuk jalanin kehidupan baru dimana gue bangkit dan memulai hidup dari awal lagi. berat pasti awalnya, tapi gue yakin seandainya dia jodoh gue, ketika gue dan dia udah siap, pintu pertama yang akan diketok dia adalah pintu rumah gue.. ejiee, sosweet kaga tuh? 😂 hahahaha. ngga gitu juga si sebenernya.
ketika gue nulis ini gue juga sebenernya lagi memotivasi diri gue sendiri dimana gue sempet down juga beberapa hari yang lalu, ketika diajak untuk hijrah tapi tetap istiqomah. gue rasa untuk hijrah itu mudah tapi ketika gue harus istiqomah, gue selalu gagal. ada aja dimana hari gue keingetan itu orang dan ampe gue istighfarin itu bayangan mukanya. ya karena gue ngerasa dia uda jadi kebiasaan gue, ketika gue tanya "lagi kenapa?" eh doi lagi kenapa-kenapa. kebetulan kali ya?
untuk hijrah itu gampang, mungkin ga cuma gue sama dia yang ngerasain. bisa aja yang lain juga. gue gak mau setengah2 kalo mau hijrah, gue harus bener2 pergi dari dia karena belon bisa kalo ada dia 😭

"untuk yang mau hijrah tapi punya pacar, tinggalin pacarnya." itu slogannya. tapi ga semudah pas ngejalaninnya. itu yang gue rasain.

pertanyaannya, kenapa gak nikah aja?
gini, ada beberapa perkara dimana gue sama dia belom bisa nikah yang sedari kemaren dibahas tapi ga kelar2. nah, daripada kita bedua bingung dan puyeng jadi kita berdua milih deh buat hijrah. hijrahnya masih terseok2 karena masih sama2 inget.

perjalannya, berat. tapi ada saatnya gue bener2 ngelepas dia bukan karena ingin kehilangan. tapi cuma pengen pasrahin sama Allah yang ciptain dia, yang maha membolak balikan hati manusia. dimana disitu gue harus percaya bahwa dia bakal dipelihara dengan baik sama yang punya hati dan cuma doa yang bisa jadi andelan gue buat berharap dia selalu bahagia dan dijaga dimanapun dia.
jujur aja, bagi sebagian besar orang yang kenal dia pasti ada sedikit memendam harapan "seandainya dia bisa jadi suami gue" atau "mantu gue" atau "ipar gue". dan gue adalah titik besar dimana hati gue bakal di pertaruhkan untuk bersaing buat minta jadi jodohnya..

kok, kesannya hijrahnya karena dia ya?

enggak gitu kok, gue cuma nyeritain dimana proses hijrah itu gak mudah. dan kadang yang dikasih hidayah itu bisa aja gak tau kalo dia dikasih hidayah, atau baru sadar setelah belajar dari sesuatu. tapi disini, gue sama dia udah sama2 capek berjalan dengan "aku sayang kamu" tanpa qobiltunikaha. dimana gue sadar kalo setiap gue sering senyum ke dia aja uda zinah. duh pacaran itu ngga usah ditanya dah ya, banyakan mudharatnya. gak ada untungnya sama sekali! asli!
gue sama dia ya pengennya nikah, tapi satu sisi juga sama2 capek dimana gue sama dia udah berusaha untuk nikah tapi masih terkendala beberapa hal. makannya kita milih hijrah, karena kita takut ngelakuin hal yang salah besar lagi, gue sama dia takut sama yang maha pencipta.. inilah dimana Allah menghadirkan seseorang di hidup gue untuk menyadarkan gue bahwa gue harus pulang kembali di jalan yang bener setelah gue lewat jalan yang berlubang, jauh pulak melencengnya!
dia memang udah jadi sosok yang jauuuh beda dari yang pertama gue kenal, terjerembab pada lubang yang sama, bersih lagi, nyemplung selokan, becekan, lumpur kubangan kebo...(ngga deh kayaknya😧), ya macem2 lah sampe sekarang mau bersih2 lagi tapi yang bener-bener bersih.

perjalanan gue sebenernya bisa jadi pembelajaran juga untuk yang gak pernah pacaran, yang mau nyoba pacaran, keterlanjuran pacaran, yang udah nikah......buat di sebar ke ponakan, ade, atau siapapun yg belum nikah, bahkan orang tua sekalipun. supaya gak keterlanjuran. supaya udah pacarannya. berhenti bayangin rasanya pacaran. setop nyoba pacaran, segera nikah, dan cukup ngetawain pikiran anak gawl yg lagi nulis story ini.
gue bukan guru atau pengen menggurui, tapi cuma pengen sharing sekaligus ngajak untuk sama2 hijrah. karena stok pria dan wanita sholeh sholeha bakal nambah jika kita adalah salah satunya.

akhirnya, kehilangan itu pasti. tapi pasti ada awal dan akhir dari kehilangan. kehilangan tetep jadi huruf bold warna merah yang diunderline, untuk jadi peringatan bahwa kita dan apa yang kita punya itu sementara. yang abadi itu cuma amal yang bakal bawa kita ke tempat yang sebaik baiknya.

bismillahirrahmanirrahim.. aku niatkan diriku untuk berubah menjadi lebih baik setiap harinya.. kutitipkan ia pada engkau wahai Rabbku yang maha pengasih, jaga ia sebaik mungkin, bahagiakan ia mebihi apa yang engkau berikan pada hamba. semoga ia adalah jodoh dari sebaik2nya laki2 dunia untukku, yang dapat menuntunku dan keluargaku ke jannahmu. berilah hamba kesabaran dan ke istiqomahan yaAllah.. kali ini ku serahkan diriku padamu seutuhnya dengan segala keburukanku, hapuskanlah dosaku dan izinkan aku memohon pengampunan dan kasih sayangmu. semoga engkau meridhoi hijrahku. amiin..